Dalam ash-Shahih dari Aisyah berkata, “Kami melihat bahwa jihad adalah amal terbaik, bolehkah kami berjihad?” Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam menjawab,

لَكُنَّ أَحْسَنُ الجِهَادِ وَأَجْمَلُهُ حَجٌّ مَيْرُوْرٌ

Untuk kalian jihad terbaik dan terbagus, haji mabrur.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari no. 1861.

عن أبي هريرة قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : مَنْ حَجَّ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ

Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa haji tanpa melakukan rafats dan kefasikan maka dia pulang seperti hari dia dilahirkan oleh ibunya.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.

عن أبي هريرة قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : العُمْرَةُ إِلىَ العُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا وَالحَجُّ المَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الجَنَّة

Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda, “Satu umrah ke umrah yang lain adalah pelebur dosa di antara keduanya, dan haji mabrur tidak memiliki balasan selain surga.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.

Persiapan haji

Jika seseorang sudah bertekad untuk melaksanakan ibadah haji maka hendaknya dia bertaubat dari segala kemaksiatan, melepaskan hak-hak orang lain dengan memulangkannya kepada para pemiliknya atau meminta perkenannya.

Mengembalikan titipan, pinjaman dan hutang kepada pemiliknya, bila memang sudah tiba saat pengembaliannya, jika antara dirinya dengan orang lain terdapat kezhaliman atau kesalahan maka hendaknya dia memintanya menghalalkannya atau memaafkannya, dia juga patut menulis wasiatnya bila memang ada yang diwasiatkan, menjamin nafkah anak-anaknya dan siapa pun yang wajib dinafkahinya selama kepergiannya sampai dia pulang.

Hendaknya biaya haji dan bekalnya dari usaha halal, karena Allah hanya menerima ibadah dengan biaya halal, membawa bekal secukupnya agar tidak meminta-minta kepada orang lain, karena pada dasarnya meminta-minta adalah tercela.

Hendaknya berusaha sungguh-sungguh untuk mendapatkan rekan perjalanan yang shalih dan berilmu yang akan membantunya dalam perjalanannya dan dalam melaksanakan manasiknya, membimbingnya saat tersesat, mengingatkannya saat lupa, menyemangatinya saat malas dan memberikan contoh yang baik.

Hendaknya meluruskan niat dengan hanya berharap dari hajinya wajah Allah atau pahala dariNya semata, bukan mencari nama baik atau sanjungan atau kebanggaan atau yang sepertinya. Hendaknya berniat untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan ucapan dan perbuatan di tempat-tempat yang mulia.

Hendaknya membekali diri dengan ilmu yang shahih, ilmu yang berpijak dari al-Qur`an dan sunnah Rasulullah, agar hajinya terlaksana dengan baik dan benar, sehingga dengan itu diharapkan meraih haji mabrur. Wallahu a’lam