Malik telah meriwayatkan dalam Muwaththa’, “Bahwasanya telah sampai kepadanya dari Aisyah -istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam- bahwa seorang miskin meminta kepadanya, sedang dia berpuasa dan tidak ada suatu makanan pun di rumahnya kecuali roti kering, lalu dia berkata kepada pelayannya, ‘Berikanlah roti itu kepadanya’, pelayan itu berkata, ‘Tidak ada lagi makanan yang dapat engkau makan untuk berbuka’, Aisyah berkata, ‘Berikanlah roti itu kepadanya’, dia berkata, ‘Lalu saya memberikannya’, dan di sore hari kami diberi sebuah hadiah dari keluarga atau dari seseorang yang tidak pernah menghadiahkan kepada kami seekor domba, dan dia menutupinya dengan pengharum, lalu Aisyah memanggilku seraya berkata, ‘Makanlah makanan ini, hal ini lebih baik dari sepotong rotimu tadi’.”

Dan dari Ibnu az-Zubair -semoha Allah meridhoinya- berkata, “Saya tidak pernah melihat dua wanita yang lebih dermawan daripada Aisyah dan Asma’ radhiallahu ‘anhuma. Adapun Aisyah, ia selalu mengumpulkan sesuatu hingga bila telah terkumpul banyak, maka dia membagi-bagikannya, sedangkan Asma’ maka dia tidak menyimpan sesuatu pun untuk keesokan harinya.” ( HR. Al-Bukhari, al-Adab al-Mufrad, hal. 43.)

Dan dari seorang wanita yang sering mendatangi Aisyah radhiallahu ‘anha, dia berkata, “Ibnu az-Zubair radhiallahu ‘anhu mengirimkan sejumlah harta kepada Aisyah di dalam dua kantung, Aisyah berkata, ‘Saya mengiranya seratus delapan puluh ribu,’ lalu dia meminta mangkok padahal dia berpuasa di saat itu, lalu dia duduk seraya membagi-bagikan harta tersebut kepada orang-orang, dan tidaklah tersisa untuknya saat itu satu dirham pun, dan di sore harinya Aisyah berkata, ‘Wahai pelayan, berikanlah makanan berbuka untukku,’ lalu dia datang membawa roti dan minyak seraya berkata kepada Aisyah, ‘Tidakkah engkau mampu untuk membeli daging buat kita dengan satu dirham saja dari harta yang telah engkau bagikan hari ini untuk kita gunakan berbuka? ‘Aisyah menjawab, ‘Janganlah kamu menyesaliku, karena bila kamu mengingatkanku tadi, pastilah akan aku lakukan’.” ( Shifat ash-Shafwah 2/29.)

Di posting oleh : Abu Thalhah Andri Abdul Halim, dinukil dari, “Keajaiban Sedekah dan Istighfar”, karya: Hasan bin Ahmad bin Hasan Hammam, edisi terjemah cet: Pustaka Darul Haq