Seorang hakim bertanya kepada saksi:”Apakah engkau melihat tembakan?” Saksi menjawab:”Tidak, akan tetapi aku mendengarnya.” Hakim berkata:”Itu bukan bukti yang cukup.” Maka seketika itu juga saksi pun memutar badannya membelakangi hakim dan ia tertawa dengan tawa yang keras, maka hakim pun berkata:”Kenapa engkau tertawa?” Saksi menjawab:”Apakah anda melihat aku tertawa?” Hakim menjawab:”Tidak, akan tetapi aku mendengarnya.” Saksi pun berkata:”Itu bukan bukti yang cukup.” (Ahlaa Ibtisaamaat: 300)