Oleh: Ust. Izzudin Karimi, Lc

Tanya:

Assalamu’alaikum waRahmatullaahi waBarakatuh,
melihat dakwah di kampong-kampung saat ini di mana masyarakat yang berbeda-beda pemahamannya tentang islam, seperti qunut subuh, tahlilan, tawasul ke makam wali. saya pernah menyampaikan kalau semua itu tidak sesuai dengan syari’at. tapi saya yang di stigma sesat. hingga sekarang saya malah tahlil dan subuh dengan qunut. Bagaimana menurut ustadz, karena kalau saya gak ikut maka saya tidak dapat bergaul dengan masyarakat.

Wassalamu’alaikum waRahamatullaahi waBarakatuh,

Hormat Saya : Zainal

Jawab:

Wa’alaikumussalam waRahmatullahi waBarakatuh

Dengan nama Allah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam kepada
Rasulullah shallallaahu ‘alaihiwasallam. Amma ba’du.

Kalau qunut Shubuh maka saya berharap tidak masalah jika Anda ikut di dalamnya sekalipun sunnahnya adalah qunut nazilah yang tidak hanya di Shubuh saja. Tetapi kalau tahlilan maka ia sama sekali tidak berdasar kepada tuntunan Rasulullah shallallaahu ‘alaihiwasallam, bid’ah yang sesat patut ditinggalkan. Kalau tidak bergaul dengan masyarakat melalui tahlilan, maka masih banyak cara dan jalan untuk bergaul dengan mereka bukan? Tahlilan bukan satu-satunya.

Shalawat dan salam kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihiwasallam.