Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menolak usulan yang disampaikan presiden Serbia, Borris Todits untuk memecah Kosovo menjadi dua negara seperti yang terjadi dengan Bosnia dan Herzegovina di mana satu negara akan dihuni mayoritas Muslim asal Albania dan satu negara lagi dihuni penduduk asal Serbia.

Kepala urusan administrasi PBB, Sorin Yesin Petroson mengatakan, tawaran ini tertolak dan seratus persen bertentangan dengan apa yang sedang diupayakan PBB untuk dibangunnya di Kosovo. Ia melanjutkan, “Tepatnya kami tidak mengetahui apa isi ucapan presiden Serbia itu akan tetapi bila benar berita yang dipublikasikan banyak media massa tersebut maka ini jelas bertentangan dengan strategi PBB, Eropa dan Lembaga Hubungan Internasional.” (istod/AH)

Sebelumnya, beberapa media massa Serbia sempat mempublakasikan seruan presdien Serbia itu ketika berkunjung ke Moscow yang menginginkan pembagian Kosovo antara etnis Albania yang mewakili 90% dari total penduduk dan etnis Serbia yang hanya mewakli 5% penduduk.

Seperti diketahui, etnis Albani menuntut agar Kosovo merdeka dan tidak lagi menjadi bagian dari Serbia. Hal ini berbuntut perang antar parlemen Beograd dan Brishtina. Sehari setelah parlemen Kosovo menuntut kemerdekaan dari Serbia, parlemen Serbia melakukan voting di mana para anggotanya yang berasal daeri etnis Serbia justeru menuntut agar Kosovo tetap menjadi bagian integral dari negara Serbia. ‘Demo’ politik dan mass media yang dilakukan kedua kubu tersebut tak lain adalah dalam rangka berjuang mendapatkan Kosovo dan mempengaruhi keputusan PBB. (istod/AS)