anbarAnbar,-Kekerasan bersenjata terjadi di wilayah Anbar yang terletak di barat daya Irak. Usaha pasukan pemerintah yang mencoba menghentikan aksi protes yang dilakukan oleh komunitas Sunni tersebut berubah menjadi bentrokan dan aksi kekerasan.

13 orang tewas dalam bentrokan yang terjadi pada Senin (30/12) tersebut. Pemerintah sendiri telah mengkonfirmasi bahwa tenda-tenda di lokasi protes telah dibongkar dan jalan raya dibuka kembali. Sebelumnya Perdana menteri Irak Nouri Al-Maliki menggambarkan lokasi aksi protes sebagai markas bagi pimpinan Al-Qaidah.

Menyikapi tragedi yang terjadi di Anbar, salah seorang da’i terkenal di Arab Saudi, Syaikh Muhammad Al-Arifi melalui akun twitter-nya memberikan pendapatnya.

“Apa yang terjadi di Anbar adalah sebuah musibah yang sangat besar. Saya serukan kepada seluruh tentara Irak untuk menjaga darah kaum muslimin,” kicaunya.

“Siapapun yang memberikan perintah kepada anda untuk membunuh, tidak akan memberikan manfaat buat anda,” tambahnya seperti dikutip islammemo, Selasa (31/12).

Peristiwa ini merupakan pukulan besar bagi pemerintah Irak pimpinan Perdana Menteri Nouri Al-Maliki. Kecaman demi kecaman diterima Perdana Menteri Syiah ini, terlebih 44 anggota parlemen mengumumkan bahwa mereka telah mengajukan pengunduran diri mereka tak lama setelah insiden di Anbar terjadi.

Sumber: www.gemaislam.com