Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Islam –yang berada di bawah payung OKI- akan digelar Rabu mendatang di kota Mekkah al-Mukarramah. KTT ini akan dihadiri sekitar 50 peserta yang terdiri dari para raja, kepala negara dan pemerintahan negara-negara Islam.

Dr Akmaluddin Husain Oglo, sekjen OKI mengatakan, KTT akan membahas sejumlah usulan praktis yang siap dilaksanakan begitu disetujui. Tujuannya untuk membela kepentingan Dunia Islam dan menampilkan gambaran yang hakiki tentang Islam dan umat Islam di mata dunia dalam kondisi yang tidak normal yang dilalui umat Islam di dunia saat ini. Dalam KTT itu juga, para pemimpin Dunia Islam akan membicarakan rencana pendirian ‘Kotak Peduli’ untuk menghadapi berbagai bencana alam di Dunia Islam dan penegasan penolakan terhadap upaya mengaitkan antara Islam, kekerasan dan terorisme.

Seperti yang dilaporkan surat kabar ‘Akhbar el-Youm” yang terbit di Mesir, rencananya, Khadim al-Haramain asy-Syarifain, raja Abdullah bin ‘Abdul ‘Aziz akan menyampaikan pesan dalam rapat pembukaan training paripurna ke-3 muktamar KTT Islam yang berlangsung selama dua hari itu. Di antara isi pesan yang akan disampaikan raja Arab Saudi tersebut adalah berkaitan dengan pandangan negaranya terhadap berbagai tantangan dan ancaman yang saat ini dihadapi Dunia Islam.

Nampaknya sudah berkembang opini umum di dalam OKI yang menyiratkan persetujuan secara prinsip atas sepuluh langkah yang ditawarkan dalam KTT Islam di rapat paripurna. Di antaranya, pembentukan dua kelompok kerja (POKJA) yang keanggotaanya terbuka bagi negara Islam mana saja guna mendiskusikan isi langkah tersebut secara terperinci dan memaparkan hasil yang disepakati kepada sidang para menteri yang akan datang, yang akan dilangsungkan sekitar bulan Juni depan di Azerbeijan.

Langkah tersebut juga menuntut dilakukannya format ulang terhadap piagam OKI yang dinilai kebanyakan negara anggota belum sesuai dengan tuntutan kekinian. Demikian juga tuntutan agar merombak bentuk OKI. Bahkan kalau bisa namanya pun dievaluasi, berikut perluasan kewenangan Sekjen. Tuntutan lainnya adalah membuat ‘kotak-kotak’ baru, seperti ‘Kotak Peduli Bencana Alam’ yang nantinya menginduk pada Bank Pembangunan Islam (IDB). (istod/AS)