Kaum muslimah di benua eropa kian ditekan dan diteror. Setelah Perancis, kini nampaknya Belanda akan mengikuti jejak. Barat rupanya bukan lagi menjadi tempat ideal bagi mereka yang -katanya- ingin menghirup kebebasan berekspresi dan menjalankan keyakinan. Kini jargon ‘kebebasan’ ala demokrasi mereka hanya isapan jempol belaka!

Di Belanda, dengan sikap yang sangat rasis, ekstrem dan salibis, parlemen meminta pemerintahnya agar berupaya melarang penggunaan cadar di tempat-tempat umum di Belanda.

Kantor berita Belanda dalam reportasenya, selasa lalu mengatakan, Beberapa perwakilan partai mengklaim pemakaian cadar (niqab) tidak dapat memudahkan proses asimilasi kaum wanita di tengah masyarakat Belanda. Inilah salah satu sebab kenapa mereka mendukung memo khusus mengenai hal ini yang diajukan oleh seorang anggota dewan, Gereth Wilders dari partai rakyat yang menyerukan pelarangan terhadap cadar di tempat-tempat umum.

Pada bulan Oktober lalu, menteri urusan transmigrasi dan asimilasi, Reeta Verdonk mengumumkan dirinya telah meminta kepada seluruh instansinya untuk mengkaji kemungkinan pelarangan penggunaan cadar di tempat-tempat umum.

Menteri wanita yang dijuluki ‘wanita besi’ di bidang politik perlindungan ini merujuk pelarangan tersebut kepada beberapa alasan keamanan. Ia mengklaim cadar dapat menghalangi pembatasan identitas kaum wanita. Anehnya ia pun kemudian seakan menyadari, “Melarang total penggunaan cadar merupakan sesuatu yang mustahil.”

Seperti diketahui, sebagian distrik di Belgia seperti Gran dan Anfire telah melarang penggunaan cadar di tempat-tempat umum. (istod/AH)