Pak Bejo, seorang yang dulunya miskin kini telah menjadi kaya raya, dia mempunyai anak yang dikenal pemurah, sebut saja Mas Darmo. Mas Darmo ini kalau naik becak atau ngojek uang kembalian atau sisanya tak pernah diambil, tetapi diberikan kepada si tukang becak atau tukang ojek, dan ini berbeda dengan ayahnya yang sangat perhitungan. Biar kembali seratus rupiah juga tetap diminta.

Suatu hari pak Bejo bepergian naik becak ke suatu tempat, tarif antar ke tempat itu adalah Rp. 4.500,-. Setelah sampai ke tempat tujuan pak Bejo bayar pakai selembar lima ribuan. Si tukang becak yang baru dapet penumpang pertama lantas bilang, “Wah uang kembaliannya nggak ada pak.” Rupanya pak Bejo nggak mau tahu pokoknya harus kembali 500 perak bagaimana caranya terserah. Kasihan si tukang becak harus ke sana-sini nukar uang tersebut.

Setelah selesai menukar uang si tukang becak memberikan uang kembalian tersebut, dan dengan sedikit agak kesal si tukang becak bertanya, “Bapak ini berbeda jauh dengan anak bapak Mas Darmo, kalau dia orangnya pemurah tidak seperti bapak.” Dasar pak Bejo nggak mau kalah dia pun dengan santai menjawab, “Biarkan saja dia mau royal memberikan uangnya kepada orang lain, dia kan anaknya orang kaya, sedangkan aku ini anaknya orang miskin.”