Seakan menganggp remeh persoalan dan ingin menguji kesabaran Dunia Islam, pemerintah Denmark kembali menyatakan keengganannya untuk meminta ma’af sekali pun memaklumi penolakan dan kemarahan besar yang ditunjukkan negara-negara Islam atas kasus penodaan terhadap Nabi mereka itu. Pemerintah Denmark hingga kini masih tetap berkelit dan berupaya mencari jalan keluar.

Untuk menghadapi boikot Dunia Islam yang terus meningkat, seperti yang diungkap kantor berita Denmark, Reutazao pemerintah Denmark melalui menteri luar negeri (Menlu)-nya, Per Stig Moeller berniat merundingkan masalah tersebut dengan sekjen PBB, Kofi Anan.

Sebelumnya, Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan Liga Arab telah menyatakan niat untuk mengangkat masalah penodaan oleh salah sebuah surat kabar Denmark terhadap kehormatan Nabi mulia, Muhammad SAW itu ke PBB.

Hari selasa lalu, menlu Denmark mengadakan pembicaraan serupa dengan rekannya, menlu Amerika Serikat, Condoleezza Rice dan sejumlah menlu negara-negara Arab di sela-sela pelaksanaan Muktamar tentang Afghanistan di London.

PM Denmark, Anders Fogh Rasmussen pun telah melakukan kontak baik di dalam mau pun di luar negeri untuk meredakan ketegangan diplomasi dan ekonomi yang baru-baru ini terjadi dengan dunia Islam akibat dipublikasikannya karikatur yang melecehkan nabi Muhammad SAW oleh salah satu surat kabarnya. Tetapi sayang, PM Denmark itu masih ngotot dengan sikapnya yang tidak mau meminta ma’af dengan beralasan bahwa masalah tersebut bukanlah menjadi tanggung-jawabnya.?!!

Seperti diketahui, pada bulan September lalu, surat kabar terbesar di Denmark, ‘Jyllands-Posten’ telah mempublikasikan karikatur hinaan terhadap Nabi SAW. Lalu karikatur yang sama dipublikasikan lagi oleh majalah ‘Magazinet’, Norwegia berhaluan kristen-konservatif pada awal Januari lalu. Hal inilah yang kemudian menimbulkan kemarahan Dunia Islam.

Setelah itu, PM Rasmussen mulai turun ke lapangan untuk mengontak beberapa koleganya seperti kepala juru runding Eropa, Hose Manuel Parosso dan ketua Uni Eropa, Volpgank Choucle serta beberapa kalangan bisnisman negara itu yang meminta diadakannya dialog dengan Dunia Islam. (ismo/AH)