Abu Hamzah adh-Dhabi mempunyai seorang istri yang telah melahirkan untuknya tujuh orang anak yang seluruhnya berjenis kelamin perempuan.

Ketika istrinya mengandung anaknya yang ke delapan, Abu Hamzah berkata kepada istrinya dengan nada mengancam, “Seandainya nanti anak yang akan lahir ini berjenis kelamin perempuan lagi, maka kamu akan saya ceraikan.”

Tenyata, sang istri kembali melahirkan anak perempuan, maka Abu Hamzah pun menepati ucapannya dan menceraikan istrinya.

Setelah menceraikan istrinya tersebut, Abu Hamzah tinggal di dekat rumah bekas istrinya itu.

Suatu saat, Abu Hamzah ingin mengetahui keadaan sebagian putri-putrinya yang tinggal bersama bekas istrinya. Ia pun berniat untuk mendatangi rumahnya.

Ketika Abu Hamzah berada di depan pintu rumah bekas istrinya, ia mendengar suara wanita yang sedang bersenandung dari dalam rumah dengan syair berikut ini:

Mengapa Abu Hamzah tidak mengunjungi kami

Padahal ia tinggal tidak jauh dari kami

Dia mengingikan dariku anak laki-laki

Demi Allah, padahal hal itu di luar kekuasaanku

Tidaklah diriku melainkan hanya seperti tanah

Yang menumbuhkan tanaman yang ditanam di atasnya

Mendengar bait di atas, Abu Hamzah tersenyum dan segera ruju’ kembali dengan istrinya tersebut.