Seiring dengan terus terjadinya aksi ‘genocide’ dan penindasan yang dilakukan pasukan pendudukan dan pemerintahan Iraq pro pendudukan terhadap kaum Sunni Iraq, sebuah sumber di kementerian dalam negeri Iraq kepada salah seorang reporter sebuah situs Islam TIMTENG terkenal, ‘el-mafkara’ di ibukota Baghdad berhasil menyingkap keberadaan penjara bawah tanah terbesar mirip penjara ‘el-Jadiriya’. Di penjara itu, diperkirakan terdapat sekitar 200 orang tahanan Sunni yang mengalami penyiksaan ‘Majusi’. Operasi penangkapan terhadap para tahanan tersebut bahkan tanpa sepengetahuan pasukan pendudukan atau pun tanpa terlebih dahulu dimasukkan ke dalam daftar para tahanan.

Sumber tersebut -yang meminta untuk tidak diungkapkan identitasnya- menambahkan, penjara itu terletak di bekas rumah milik putra mantan presiden Iraq, Saddam Husain yang dikenal dengan nama ‘istana el-Qubab’, di kawasan ‘el-Masbah’, el-Karadah. Tepatnya, di samping kantor partai ‘el-Wathan’ pimpinan Hatim Mukhlis, salah seorang calon legisltif yang kalah dalam pemilu lalu.

Kepada reporter situs Islam itu, sumber tersebut juga menjelaskan, penjara itu menggunakan ‘label resmi’ sebagai tameng dengan nama ‘Penjara Keamanan Ekonomi.’ Padahal sebenarnya adalah penjara khusus milik milisi ‘Failaq Badar’, sayap militer salah satu kekuatan kelompok Syi’ah di Iraq yang bekerja sama dengan para kaki tangan kementerian dalam negeri.

Disebutkan, 7 wanita dan sejumlah besar tahanan telah mendekam di penjara itu selama setahun penuh, bahkan sebagian mereka belum pernah melihat sinar matahari selama beberapa bulan. Demikian seperti yang disebutkan sumber tersebut.

Selanjutnya, masih menurut sumber tersebut, kondisi di penjara itu tidak dapat dibandingkan dengan penjara atau tahanan mana pun di dunia ini. Mayoritas petugas yang melakukan penyiksaan dan interogasi terhadap para tahanan berkewarga-negaraan Iran.

Penjara ini sebelumnya hanya dianggap sebagai penjara ‘kelas dua’ sampai terungkapnya keberadaan penjara ‘el-Jadiriya’ oleh media massa.

Disebutkan pula, penjara yang baru ditemukan ini dianggap sebagai kantor pusat ‘milisi el-Badar’ yang di dalamnya terdapat kamar lengkap di bagian sayap yang diberi nama ‘Kamar Pemotongan.’ Di situlah, orang-orang yang ditahan milisi ‘Failaq Badar’ tersebut dibunuh. Para anggota milisi ini sendiri direkrut dari kaki tangan kementerian dalam negeri sebagai upaya mengelabui.

Di akhir reportasenya, situs islam terkenal di TIMTENG itu mengimbau seluruh organisasi dan lembaga-lembaga HAM di belahan dunia agar segera meninjau lokasi penjara tersebut dan membongkar kedoknya.

Sebelumnya, situs Islam ini juga merupakan kantor berita pertama yang menulis mengenai adanya penjara ‘el-Jadiriya’, penjara penyiksaan terhadap kaum Sunni terbesar lainnya di Iraq. (ismo/AH)