Serentetan aksi penyerangan yang dilakukan kelompok bersenjata Syiah yang biasa disebut ‘milisi Badar’ terhadap beberapa masjid di kawasan yang didiami mayoritas kaum Sunni di Iraq pasca pemboman makam ‘suci’ kaum Syi’ah di kawasan Samarra oleh sekelompok orang tak dikenal kini merata di seantero Iraq. Setidaknya lebih dari 30 buah masjid milik kaum Sunni di Baghdad dan satu lagi di Bashra mengalami aksi penyerangan, kebanyakan dari masjid-masjid itu dibakar, dijarah atau diratakan dengan tanah.

Berdasarkan laporan salah seorang reporter sebuah situs Islam terkenal di Timur Tengah. ‘elmafkara’ menyebutkan, masjid-masjid yang mengalami aksi penyerangan itu di antaranya Jami’ al-Quds yang diduduki sekelompok elemen bersenjata dari milisi ‘Badar’. Dalam penyerangan itu, mereka menggunakan panji-panji berwarna hitam dan meneriakkan yel-yel ‘Saatnya balas dendam untuk al-Husain.’ Demikian seperti yang dituturkan beberapa warga di kawasan tersebut. Pada jam 6 paginya, mereka melarikan diri setelah sejumlah pasukan pendudukan datang ke lokasi kejadian.

Sementara itu, jami’ asy-Syahid di kawasan al-Azhamiyya juga dirusak oleh lebih dari 20 orang bersenjata dari elemen milisi ‘Badar.’ Akibatnya, menara azan musnah dan pintu-pintu masjid porak poranda setelah ditembak dengan senjata api secara bertubi-tubi.

Kelompok bersenjata milisi ‘Badar’ juga menduduki jami’ al-Abrar dan mencuri kotak sumbangan milik masjid itu, sebagian peralatan di dalamnya seperti karpet musnah sedangkan ruang imam dan khatib dibakar.

Sementara itu, Badan Wakaf Sunni dalam keterangan persnya di Baghdad mengumumkan, jami’ al-Firdaus yang terletak di jalan ‘Awir’ juga diserang sekelompok bersenjata dari pasukan yang menamakan diri ‘al-Mahdi’. Serangan ini mengakibatkan kerusakan parah pada masjid tersebut.

Diberitakan pula, menara azan jami’ Mush’ab bin ‘Umair di jalan ‘al-Bunuk’ mengalami aksi penyerangan serupa sehingga mengakibatkan kondisinya hancur setelah terkena sasaran tembakan peluru berat sejenis mortir ‘Hawn’. Salah seorang jema’ah shalat mengalami luka-luka akibat kejadian ini.

Berikut beberapa nama masjid kaum Sunni yang dibakar dan dirusak: Jami’ al-Haq, Jami’ as-Saadah an-Na’im, Jami’ an-Nida, Jami’ Utsman bin ‘Affan, Jami’ Ali Hamzah di Ghazalia, Jami’ al-Bithawi, Jami’ ar-Rahmah, Jami’ as-Samura’i, Jami’ Hay al-‘Ummal, Jami’ al-‘Asyarah al-Mubasysyarin di Bashra (diserang dengan mortir ‘Hawn’), jami’ Ahmad Rauf, Jami’ Dhuyuf ar-Rahman, Jami’ al-Quds, Jami’ al-Fayyadh, Jami’ al-Muhannad, Jami’ al-Hasan bin Ali, Jami’ Ibadullah al-Muttaqin, Jami’ Ummul Qura, Jami’ al-Khulafa’ dan Jami’ Badriyya. Dan ada sejumlah masjid lainnya yang mengalami hal serupa.

Reporter situs Islam itu menyiratkan, saat terjadi aksi penyerangan terhadap seluruh masjid tersebut, pasukan keamanan Iraq pro pemerintah pendudukan mendengar dan menyaksikan langsung kejadiannya, bahkan dalam beberapa kasus, ikut andil pula beberapa elemen dari kementerian dalam negeri Iraq, bentukan pasukan pendudukan.

Tidak sebatas itu, di selatan Iraq -seperti yang dilaporkan reporter situs timur tengah itu- kelompok bersenjata dari milisi ‘Badar’ telah membakar kuburan seorang shahabat agung Thalhah bin Ubaidullah di Bashra. Masjid-masjid yang terletak di kawasan Diwaniya, al-Hullah, pasar ‘Syuyukh wal ‘Imarah’ juga tidak luput dari sasaran.

Laporan yang dibuat reporter situs Islam itu masiha sangat terbatas alias sebatas yang terpantau dan dapat diliputnya saja, padahal beberapa kawasan lainnya juga mengalami kejadian serupa.

Menurut reporter situs Islam itu yang meliput di ibukota Baghdad, banyak kalangan merasa ‘aneh’ dengan begitu cepatnya reaksi yang dilakukan para pengikut kelompok ‘kejam’ Syiah itu terhadap tindakan yang oleh kalangan Sunni sendiri dikutuk, yaitu tragedi pemboman terhadap makam ‘suci’ Syiah di Samarra oleh sekelompok orang bersenjata tak dikenal.

Padahal di saat yang sama di mana Nabi SAW dicaci-maki dan digambarkan dengan gambar-gambar yang demikian hina oleh beberapa surat kabar Barat, kelompok ini bungkam seribu kata. Beginikah bentuk ‘cinta’ kepada Rasulullah yang diklaim oleh ‘agama’ Syi’ah ini.?

Dalam pada itu, di tempat terpisah, ketua kelompok rekonsiliasi Sunni, Adnan ad-Dailami mengimbau kepada PM Iraq -bentukan pasuikan pendudukan-, Ibrahim al-Ja’fari agar memberlakukan darurat sipil dan jam malam di seluruh Iraq, khsususnya di Baghdad untuk meredam kemarahan tak terkendali kaum Syiah pasca pemboman makam ‘suci’ mereka. Ia menilai, pihak yang pantas dicurigai bertanggung jawab atas kejadian ini adalah pasukan pendudukan yang menjarah tanah Iraq saat ini. Tujuan mereka sangat jelas, yaitu untuk memecah belah persatuan rakyat Iraq sebagaimana yang selama ini terus direkayasa mereka.

Pernyataan ini diamini oleh ketua kelompok ‘Khalisi’, salah satu elemen Syi’ah lainnya di Kazhimiya. Syaikh Ali al-Jaburi, juru bicara kelompok Syi’ah ini mengatakan, “Setelah pasukan pendudukan Amerika gagal mengadu domba sesama rakyat Iraq, kini mereka menggunakan cara lain, yaitu ‘membunuhi’ para tokoh agama dan menyerang tempat-tempat sucinya. Hal serupa telah mereka lakukan di Karbela, Najef dan Kazhimiyya. Sekarang di Samarra ini.!”

Untuk mengantisipasi keadaan yang lebih gawat lagi, kelompok perlawanan Iraq (kelompok Sunni) menyebar pasukannya ke beberapa kawasan yang didiami kaum Sunni dengan persenjataan lengkap. Mereka siap menghalau kelompok milisi ‘Badar’ apabila melakukan penyerangan kembali. Para imam masjid di beberapa kawasan sepakat menggunakan pekikan takbir tiga kali sebagai tanda adanya bahaya. Semoga Allah melindungi kaum Sunni di Iraq. (ismo/istod/AH)