Semakin gencarnya tekanan internasinal dan Amerika agar ada campur tangan tentara internasional di Darfour untuk mengatasi masalah di sana, membuat presiden Sudan, Omar el-Basyir berang. Ia mengancam akan menjadikan propinsi Darfour yang terletak di bagian barat negeri itu sebagai ‘kuburan’ bagi siapa saja yang ingin mengancam negaranya. Ia menolak campur tangan asing melalui apa yang disebutnya ‘Pintu Gerbang Darfour.’

Dalam pidatonya di ibukota Sudan, Khourtoum, El-Basyir mengatakan, “Kalau pasukan Afrika (yang diamanahi menjaga perdamaian di sana-red) tidak mampu melakukan misinya dengan baik, maka silahkan keluar dari sana.!” Presiden Sudan itu mengatakan hal itu sebagai penegasan atas sikap penolakan negaranya menyerahkan permasalahan di Darfour kepada PBB.

Seperti yang dilansir stasiun televisi ‘el-Jazeera’, el-Basyir menambahkan, masuknya pasukan Afrika ke propinsi tersebut berdasarkan kesepakatan dengan pemerintahan Khourtoum. Ia menuduh ada tangan-tangan asing yang memiliki tujuan terselubung di Darfour berada di balik seruan agar misi pasukan Afrika tersebut dialihkan ke pasukan PBB.

Presiden Omar juga menyerukan kepada negara-negara donatur agar konsisten dengan janjinya untuk memberikan suplai yang semestinya bagi pasukan Afrika yang bekerja di Darfour. Masalah suplai ini merupakan salah satu titik lemah yang dihadapi pasukan tersebut selama ini. Dalam waktu yang sama, ia menegaskan keinginan negaranya untuk senantiasa mencapai kesepakatan damai dalam perundingan yang berlangsung di Abudja, Nigeria. Namun ia kembali menuduh para pemberontak lah yang selalu berupaya membatalkan perundingan tersebut. (ismo/AH)