Pemikiran dan Keyakinan

1- Jamaah ini menjadikan al-Qur`an dan sunnah Rasulullah saw sebagai obor yang menerangi jalan mereka, mengambil petunjuk dari keduanya dan mengamalkan keduanya.

2- Dakwah Jamaah bertujuan membangunkan akidah Islam dalam jiwa para pengikutnya, akibatnya Jamaah harus menghadapi tekanan dan teror dari pihak yang berkuasa yang menganggap bahwa membawa nama Islam adalah kejahatan yang menentang undang-undang.

3- Syaikh Said adalah ahli zuhud, bersih hatinya, menjauhi titik-titik syubhat, slogannya adalah, “Tinggalkan apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu.”

4- Melepaskan diri dari politik dan menganggapkan godaan setan, hal itu setelah beberapa kali terjadi benturan antara dirinya dengan Musthafa Kamal yang berusaha membujuk Syaikh Said agar bergabung dengan barisannya, di mana Syaikh Said akhirnya meninggalkan Angkara tahun 1921 M dengan meninggalkan panggung politik secara total, sejarah dalam hidupnya ini disebut sebagai pemisah antara Said lama dengan Said baru.

5- Syaikh Said berkata, “Zaman kita ini adalah zaman menjaga iman bukan menjaga tarekat, sesungguhnya orang-orang dalam jumlah besar yang masuk surga, mereka masuk surga tanpa tarekat, tetapi tidak seorang pun yang masuk surga tanpa iman.”

6- Syaikh Said juga berkata, “Saya bersumpah dengan nama Allah bahwa aku akan menjadikan jiwaku sebagai ladang al-Qur`an dengan mengorbankan hidupku, apapun makar dan konspirasi menteri Inggris yang kotor tersebut.”

Dia juga berkata, “Kalau aku punyai seribu nyawa maka aku tidak akan pernah ragu menjadikannya sebagai tumbal bagi satu hakikat, yaitu Islam, sesungguhnya aku tidak mengakui kecuali agama Islam, saat ini aku berkata kepada kalian di depan alam barzakh yang kalian sebut penjara bahwa aku sedang menunggu kereta api yang akan membawaku ke akhirat.

7- Di tahun 1327 H, Syaikh Said datang ke Damaskus Suriah, dia menyampaikan khutbahnya di Masjid Besar yang dikenal dengan Khutbah Syamiyah, dalam khutbahnya tersebut dia menjelaskan sebab-sebab kemunduran kaum muslimin:

A- Kerusakan akhlak dan hilangnya kejujuran dalam kehidupan riil, sosial dan politik.
B- Keputusasaan yang menimpa kaum muslimin yang demikian besar.
C- Kebencian dan permusuhan di antara kaum muslimin.
D- Hilangnya ikatan kasih sayang dan tolong menolong di antara kaum muslimin.
E- Mendahulukan kepentingan pribadi atas kepentingan umum.
F- Kekuasan diktator yang mewabah.

Dari al-Mausu’ah al-Muyassarah, isyraf Dr. Mani’ al-Juhani.