Dan Anjuran Untuk Bertutur Kata Lembut Dan Rendah Diri Terhadap Mereka

Allah Subhanahu waTa`ala berfirman,

فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلاَتَقْهَرْ (9) وَأَمَّا السَّائِلَ فَلاَتَنْهَرْ (10)

“Adapun terhadap anak yatim, maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang meminta-minta, maka janganlah kamu menghardiknya.” (adh-Dhuha: 9-10).

Dan Allah Subhanahu waTa`ala berfirman,

وَلاَتَطْرِدِ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ مَاعَلَيْكَ مِنْ حِسَابِهِم مِّنْ شَيْءٍ وَمَامِنْ حِسَابِكَ عَلَيْهِم مِّن شَيْءٍ فَتَطْرُدَهُمْ فَتَكُونَ مِنَ الظَّالِمِينَ (52)

“Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan petang hari, sedang mereka menghendaki keridhaanNya. Kamu tidak memikul tanggung jawab sedikit pun dari perbuatan mereka dan mereka pun tidak memikul tanggung jawab sedikit pun dari perbuatanmu, yang menyebabkan kamu (berhak) mengusir mereka, sehingga kamu termasuk orang-orang yang zhalim.”(al-An’am: 52).

Dan Allah Subhanahu waTa`ala berfirman,

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلاَتَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلاَتُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا (28)

“Dan bersabarlah kamu bersama orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaanNya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka.”(Al-Kahfi: 28).

Dan Allah Subhanahu waTa`ala juga berfirman,

وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِيَن

“…Dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.” (Al-Hijr: 88).

(1130) Kami meriwayatkan dalam Shahih Muslim, Kitab ash-Shahabah, Bab Fadha`il Salman wa Shuhaib, 4/1947, no. 2504. dari Ai’dz bin Amr yang seorang sahabat radiyallahu ‘anhu,

أَنَّ أَبَا سُفْيَانَ أَتَى عَلَى سَلْمَانَ وَصُهَيْبٍ وَبِلاَلٍ فِي نَفَرٍ، فَقَالُوْا: مَا أَخَذَتْ سُيُوْفُ اللهِ مِنْ عُنُقِ عَدُوِّ اللهِ مَأْخَذَهَا. فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ : أَتَقُوْلُوْنَ هذَا لِشَيْخِ قُرَيْشٍ وَسَيِّدِهِمْ؟ فَأَتَى النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم ، فَأَخْبَرَهُ فَقَالَ: يَا أَبَا بَكْرٍ، لَعَلَّكَ أَغْضَبْتَهُمْ؟ لَئِنْ كُنْتَ أَغْضَبْتَهُمْ، لَقَدْ أَغْضَبْتَ رَبَّكَ. فَأَتَاهُمْ أَبُو بَكْرٍ فَقَالَ: يَا إِخْوَتَاهْ أَغَضَبْتُكُمْ؟ فَقَالُوْا: لاَ.

“Bahwasanya Abu Sufyan mendatangi Salman, Shuhaib, dan Bilal dalam sekelompok orang, maka mereka berkata, ‘(Demi Allah) pedang Allah belum memotong leher musuh Allah’. Maka Abu Bakar berkata, ‘Apakah kamu mengatakan ini untuk tokoh Quraisy dan pemimpin mereka?’ Lalu dia mendatangi Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam, dan mengabarkannya. Maka beliau bersabda, ‘Wahai Abu Bakar, barangkali kamu telah membuat mereka marah. Sungguh jika kamu membuat mereka marah, maka kamu telah membuat Rabbmu marah.’ Maka Abu Bakar mendatangi mereka (untuk meminta maaf, pent.) seraya berkata, ‘Wahai Saudaraku, apakah aku telah membuat kalian marah?’ Mereka menjawab, ‘Tidak’.”

Saya berkata, Ucapannya ‘مَأْخَذَهَا’ maksudnya, pedang Allah belum mendapatkan haknya secara penuh berupa (memotong) lehernya disebabkan perbuatannya yang buruk.

Sumber : Ensiklopedia Dzikir Dan Do’a, Imam Nawawi, Pustaka Sahifa Jakarta. Disadur oleh Rifki Solehan El-Hawary.