Komandan mujahidin Chechnya, Syamil Basaev (SB) yang juga menjabat wakil PM Chechnya menegaskan, jihad merupakan tujuan perlawanan rakyat Chechnya sedangkan buah dan hasil dari jihad itu seperti apa nantinya, maka semuanya hanya Allah yang akan mendatangkannya.

Surat kabar Ukraina, UI Daily berkesempatan mewawancarai SB tapi sayang tidak berani mempublikasikan hasil wawancara tersebut. Untunglah situs ‘Qokaz Center’ berhasil mempublikasikannya. Saat ia ditanyai UI Daily (UID), kenapa Islam selalu mengacungkan ujung tombak.?

SB menjawab, “Saya tidak pernah menyaksikan apa yang disebut ‘Islam selalu mengacungkan ujung tombak’ itu.!? Malah hal sebaliknya-lah yang perlu dipertanyakan kembali. Demokrasi-lah yang mengacungkan ujung tombak itu.! Lihat saja peta dunia; di mana perang saat ini terjadi? Siapa yang memusuhi dan siapa yang dimusuhi? Siapa yang membunuh dan menyerang saat ini? Siapa yang negerinya dijajah? Apa yang dilakukan pasukan kalian di Iraq?”

Basaev menambahkan, “Realitas memperlihatkan, baik individu Muslim mau pun negara Islam tidak pernah menjajah negara-negara asing. Justeru negara-negara lainlah yang menjajah negara-negara Islam dan membunuh umat Islam. Sekali pun begitu, mereka selalu mengklaim bahwa mereka membela kebebasan dan demokrasi!? Jadi, anda telah menempatkan pertanyaan yang salah. Seharusnya anda menanyakan, ‘kenapa demokrasi disebarkan dengan ujung tombak.?’”

Ketika UID mengajukan pertanyaan lain seputar solusi permasalahan Chechnya di mana menurut rumors yang berkembang tidak akan berubah sekali pun sampai lima hingga sepuluh tahun ke depan, SB menjawab, “Kondisi di Kokaz kapan pun bisa berubah atau tidak akan berubah sama sekali walau pun sudah berjalan seratus tahun. Di sana itu ada perang, jadi semua bisa saja berbalik dan berubah.!”

Ia menambahkan, “Pokoknya, semuanya sudah jelas bagi umat Islam. Tujuan kami adalah meneruskan jihad, ada pun hasil dan buahnya, maka semua itu terserah Allah SWT. Bila kemenangan datang cepat, maka itu adalah baik bagi kami, apalagi menurut kami hal itu tidak lah terlalu jauh (bukan mustahil-red). Bila perang terus berlangsung, maka itu juga baik bagi kami. Apa yang memang diinginkan Allah SWT, semuanya baik. Kami hanya memohon pada-Nya saja semoga Dia menganugerahkan kepada kami kesabaran dan ketegaran dalam menapaki jalan kami.”

Saat ditanya, apakah para pemimpin Chechnya pernah memikirkan akan mengikuti langkah gerakan HAMAS dengan cara berkecimpung dan mengajukan calon melalui lembaga-lembaga konstitusional yang menjadi sub-ordinat Moscow, SB menjawab, “HAMAS tidak ikut berkecimpung dalam lembaga-lembaga konstitusional milik Israel, bukan? Bila berbicara mengenai jalan yang kami pilih, maka saya ingin sekali menegaskan untuk kesekian kalinya bahwa jalan satu-satunya bagi seluruh umat Islam di dunia adalah menegakkan syari’at Allah.”

Menanggapi pertanyaan seputar kemungkinan kerjasama antara Ukraina dan kelompok perlawanan Chechnya, SB menjelaskan, pada permulaan perang pertama melawan Rusia (tahun 1994-1996), sekelompok kecil sukarelawan Ukraina ikut serta dalam perang dan berpihak pada Chechnya. Hanya saja sejak itu, tidak ada lagi kerjasama antara kedua belah pihak.

Dalam waktu yang sama, SB membantah isu bahwa kelompok perlawanan Chechnya memiliki kamp latihan di pegunungan Qarm yang masuk dalam wilayah Ukraina. (ismo/AH)