Peristiwa dan Kejadian Nabi Shalat Ghaib

Berkaitan dengan permasalahan ini, kita akan mendapatkan sekian banyak dalil dan kejadian yang menunjukkan Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat ghaib.

Dan di antara dalil dan kejadian tersebut dapat kita nukilkan sebagai berikut;

Pertama: Peristiwa an-Najasyiy.
Telah diriwayatkan oleh banyak Sahabat -semoga Allah Ta’ala meridhai mereka- tentang peristiwa Shalat Ghaib terhadap an-Najasyiy. Dan di antara hadits dan peristiwa tersebut adalah:

1. Hadits Abu Hurairah
a. Diriwayatkan dari jalan Ibnuu Syihab az-Zuhriy dari Sa’id bin al-Musaiyib dari Abu Hurairah, dia berkata, “Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam, memberitahukan (kepada para sahabat) hari dimana an-Najasyiy wafat, kemudian beliau keluar ke tanah lapang dan membuat shaf (barisan) dengan mereka, kemudian beliau bertakbir empat kali takbir.” Dan dalam sebagian riwayat yang lain dengan redaksi “beliau bertakbir dengan empat takbir.” (Diriwayatkan Malik dalam Muwatha’, 1/226, no. 14 dan Ahmad, 2/438, 439, dan al-Bukhari, no. 1245, 1333, dan Muslim, 7/21, dan Abu Dawud, no. 3204, dan an-Nasa’i, 4/70, 72, dan al-Baihaqiy, 4/35, al-Baghawiy dalam Syarhus Sunnah, no. 1489, dan Ma’mar dalam al-Bukhari, no. 1317 dan Ibnuu Majah, no. 1537), dan ‘Uqail dalam al-Bukhari, no. 1328, dan Muslim secara ringkas, 7/22 dan Shalih bin Kisan dalam al-Bukhari, no. 3881 dan Muslim, 7/22. Dan lihat al-Baihaqi, 4/49).
b. Diriwayatkan dari Ibnuu Syihab az-Zuhriy dari Sa’id bin al-Musaiyib dari Abu Hurairah, dia berkata, “Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan kepada kami perihal hari wafatnya an-Najasyiy, seorang raja negeri al-Habasyah (Abyssinia), kemudian beliau bersabda, “Mohonkan ampun bagi saudara kalian.” (al-Bukhari, no. 1327; Muslim, 7/22; dan al-Baihaqiy, 4/35); dan Shalih bin Kisan dalam al-Bukhari, no. 3880; dan Muslim, 22/7; dan an-Nasa’i, 4/26, 27, 94, dan Abdur Razaq, no. 6393; dan tidak terdapat tamabahan “kemudian para Sahabat berbaris di belakang Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau menyolatinya dan bertakbir empat kali”, dan Malik sebagaimana dinukil oleh Ibnu Abdil Bar di dalam at-Tamhid, 6/324, 325 seperti hadits az-Zuhriy yang bersumber dari Sa’id bin al-Musaiyib dari Abu Hurairah; dan Abu Uwais Abdullah yang diriwayarkan Abu Ya’la, 5968; dan Muhammad bin Abu Hafshah yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, 2/529 dengan tambahan: “lalu Rasulullah keluar bersama Shahabatnya ke tanah lapang, kemudian beliau menyolatkannya bersama mereka seperti beliau menyolatkan janazah”).

c. Diriwayatkan dari az-Zuhriy dari Sa’id bin al-Musaiyib dari Abu Hurairah –semoga Allah Ta’ala meridhai mereka-, dia berakata, “Sesungguhnya Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam “Shalat (ghaib) terhadap an-Najasyiy, maka beliau takbir empat (kali).” (HR. Tirmidzi, no. 1022, dan beliau berkata, Hadits hasan shahih; Ahmad dari Ubaidillah al-Umari, 2/289; Ibnuu Hibban, no. 762)

d. Diriwayatkan dari az-Zuhriy dari Abu Salamah bin Abdur Rahman dari Abu Hurairah –semoga Allah Ta’ala meridhai mereka-, dia berkata, “Bahwasanya Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam ketika an-Najasyiy wafat, beliau mengabarkan kepada para Sahabat bahwa dia telah wafat, maka mohonkan ampun untuknya” (HR. Ahmad, 2/241; an-Nasaiy, 4/94; al-Humaidiy, no. 1490; Abu Ya’la, no. 5956; dan al-Baghawiy di dalam Syarh as-Sunnah, no. 1490)

2. Hadits Jabir bin Abdillah
a. Diriwayatkan dari jalan Qatadah dari ‘Atha’ bin Abi Rabah dari Jabir bin Abdillah –semoga Allah Ta’ala meridhai mereka-, dia berakata, “Bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam menyolatkan an-Najasyiy dan pada saat itu aku berada shaf (barisan) pertama atau kedua.” Dan dalam sebuah riwayat, dengan redaksi “Ketika khabar kematian an-Najasyiy sampai kepada Rasulullah, beliau bersabda, “Shalatlah (ghaib) terhadap saudara kalian yang telah meninggal di luar negeri kalian. Jabir berkata, “Maka Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan para Sahabat shalat (ghaib) terhadapnya.” Jabir berkata, “Dan pada saat itu aku di barisan kedua atau ketiga. Dia berkata, “Dan namanya adalah Ashhamah.” (HR. al-Bukhari, no. 1317, 3878; Ahmad, 3/295, 269 dan al-Baihaqiy, 4/50)

b. Diriwayatkan dari jalan Ibnuu Juraij dari Atha’ dari Jabir bin Abdullah –semoga Allah Ta’ala meridhai mereka-, dia mengatakan, Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh telah wafat seorang laki-laki shalih dari al-Habasyi, maka marilah dan hendaklah kalian shalat (ghaib) terhadapnya”. Jabir berkata: “Maka kami pun membuat shaf (barisan), kemudian Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam shalat (ghaib) dan kami bershah-shaf.” Dan dalam sebagian riwayat namanya adalah Ashhamah. (HR. al-Bukhari, no. 1320, dan dari riwayat yang lain al-Bukhari, no. 3877; Muslim, 7/22, 23; Ahmad, 3/319; an-Nasa’iy, 4/69)

c. Diriwayatkan dari Ibnuu Abi Nujaih dari Atha’ dari Jabir –semoga Allah Ta’ala meridhai mereka-, dia berkata, Ketika an-Najasyiy wafat, Nabi Shallallaahu ‘laihi wa sallam bersabda,“Sungguh telah wafat pada hari ini seorang hamba yang shalih, maka berdirilah kalian dan shalatkanlah (ghaib) untuk Ashhamah.” Maka pada saat itu aku berada di shaf yang pertama atau yang kedua.” (HR. Ibnuu Abdul Bar dalam kitabnya at-Tamhid, 6/330, 331)

Dan masih ada hadits yang lain yang diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah melalui jalan yang lain dan semakna dengan hadits tersebut di atas. Lihat HR. Muslim, 7/23; an-Nasaiy, 4/70; Abu Ya’la, no. 1764; Ibnu ‘Adiy, 6/2135; al-Bukhariy, 4/33, no. 3879; Muslim, 7/22; Ahmad, 3/261, 363; Abu Ya’la, no. 2144; al-Baihaqiy, 4/35 dan ath-Thabariy dalam Tafsirnya, 7/8376 dan Ibnuu ‘Adiy, 3/1171)

3. Hadits Imran bin Hushain
a. Diriwayatkan dari jalan Ayub dari Abu Qaladah dari Abu Mihlab dari Imran bin Hushain, dia berkata, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya saudaramu telah wafat, maka berdirilah kalian semua dan shalatlah (ghaib) terhadapnya.yaitu an-Najasyiy”. ( HR. Muslim, 7/23; Ahmad, 4/433; an-Nasaiy, 4/57; al-Baihaqiy, 4/50; ath-Thabraniy dalam kitabnya al-Kabir, 18/193, no. 460, 461, 462 dan Ibnuu Abi Syaibah, 3/362)

b. Dariwayatkan dati jalan Yahya bin Abi Katsir mengatakan bahwa Abu Qaladah telah menceritakan kepadanya sesungguhnya Imran bin Hushain menceritakan kepadanya bahwasanya Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya saudaramu an-Najasyiy telah wafat, maka shalatlah kalian (shalat ghaib) terhadapny, Imran berkata, Kemudian Rasulullah membentuk barisan dan kami pun mengikuti beliau membentuk barisan, kemudian beliau shalat (ghaib).” (HR. Ahmad, 4/446; ath-Thayalisiy, no. 849; Ibnuu Abdil Bar di dalam at-Tamhid, 6/332; dan al-Baihaqiy, 4/50)

Hadits yang semakna diriwayatkan juga dari Imran bin Hushain dari jalan yang lain. (Lihat HR. Ahmad, 4/433, 431, 439; ath-Thabraniy di dalam al-Kabir, 18/196, no. 472, no. 473; Ibnu Majah, no. 1535; an-Nasa’iy, 4/70; at-Tirmidziy, no. 1039 dan ath-Thabraniy di dalam al-Kabir, 18/188, no. 448; 18/187, no. 443.)

4. Hadits Abdullah bin Umar
a. Diriwayatkan dari Nafi’ dari Ibnu Umar bahwasanya “Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam shalat (ghaib) terhadap an-Najasyiy, kemudian beliau takbir 4 (empat) kali.” (HR. al-Bazzar, no. 833; ath-Thabraniy, di dalam al-Ausath sebagaimana di dalam Majma’ az-Zawaid).

5. Hadits Mujami’ bin Jariyah al-Anshariy
a. Diriwayatkan dari jalan ats-Tsauriy dari Humran bin ‘Aini dari Abu ath-Thufail dari Mujami’ bin Jariyah al-Anshariy, dia berkata, bahwasanya Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesusungguhnya saudara kalian an-Najasyiy telah wafat. Maka Shalatlah (ghaib) terhadapnya. Kemudian kami membuat dua shaf (barisan) di belakang beliau.” (HR. Ibnu Majah, no. 1536; al-Bukhari di dalam al-Kabir, 4/2, no. 432; al-Khathib di dalam Tarikh al-Baghdadiy, 5/234, 235 dan Ibnu Adiy di dalam al-Kamil, 2/843)

b. Diriwayatkan dari Ibnu Kharijah berkata: “Ketika datang khabar kepada Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam wafatnya an-Najasyiy, beliau bersabda, “Sesungguhnya saudara kalian telah wafat, kemudian kami keluar dan kami membentuk shaf (barisan) di belakang beliau, kemudian kami shalat (ghaib) dan kami tidak melihat sesuatu (janazah).” ( HR. ath-Thabraniy di dalam al-Kabir. Lihat Majma’ az-Zawaid, 3/39)

c. Diriwayatkan dari jalan ats-Tsauriy dari Humran bin A’yun dari Abu Thufail dari Fulan bin Jariyah al-Anshariy, dia berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya saudara kalian an-Najasyiy telah wafat, maka shalatlah (ghaib) terhadapnya.” (HR. Ahmad, 5/376)

6. Hadits Hudzaifah bin Usaid al-Ghifariy
a. Diriwayatkan dari jalan Sa’id bin Abi ‘Urubah dari Qatadah dari Abi Thufail dari Hudzaifah bin Usaid, dia berkata, bahwasanya Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam manakala mendengar berita wafatnya an-Najasyiy, beliau bersabda: “Shalatlah (ghaib) terhadap saudara kalian yang tidak berada negeri kalian.” (HR. ath-Thabraniy di dalam al-Kabir, no. 3048; al-Khathib di dalam Tarikh Bagdad, 14/445)

b. Diriwayatkan dari jalan al-Mutsanna bin Sa’id dari Qatadah dari Abu ath-Thufail dari Hudzaifah bin Usaid sesungguhnya Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam keluar bersama para Sahabat, maka beliau bersabda, “Shalatlah (ghaib) terhadap saudara kalian yang tidak berada di wilayah kalian.” . Para sahabat bertanya: “Siapakah dia?”. Nabi menjawab, “Dia adalah Ashhamah an-Najasyiy, maka mereka kemudian shalat (ghaib) terhadapnya.” (HR. Ahmad, 4/7; ath-Thayalisiy, no. 1068; ath-Thabraniy di dalam al-Kabir, no. 3047; al-Bukhariy di dalam at-Tarikh al-Kabir, 4/2/432 dan Ibnu Majah no. 1037).

c. Diriwayatkan dari jalan Umran al-Qaththan dari Qatadah dari Abu ath-Thufail dari Hudzaifah bin Usaid sesungguhnya Nabi Sahallallaahu ‘alaihi wa sallam mendengar khabar wafatnya an-Najasyiy, maka beliau berkata kepada para Sahabatnya, “Sesungguhnya saudara kalian an-Najasyiy telah wafat, maka barangsiapa ingin shalat (ghaib) terhadapnya hendaknya dia shalat (ghaib) terhadapnya. Kemudian beliau menghadap ke al-Habasyah, lalu bertakbir 4 (empat) kali takbir.” (HR. ath-Thabraniy di dalam al-Kabir, no. 3048)

7. Hadits Abdullah Ibnuu Abbas
Diriwayatkan dari jalan Ali bin Zaid dari seorang laki-laki dari Ibnu Abbas, dia berkata, “sesungguhnya Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam shalat (ghaib) terhadap an-Najasyiy.” (HR. Ahmad, 1/452, no. 2292)

8. Hadits Jarir bin Abdullah al-Bajaliy
a. Diriwayatkan dari jalan Syuraik bin Abdullah dari Abu Ishaq dari Amir dari Jarir, dia berkara, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya saudara kalian an-Najasyiy telah wafat, maka mintakkan ampunan baginya.” (HR. Ahmad, 4/360, 363; ath-Thabraniy di dalam al-Kabir, no. 2347, 2348, 2350; Ibnu Abi Syaibah, 3/263.)

b. Diriwayatkan dari jalan Israil dari Abu Ishaq dari asy-Sya’biy dari Jarir, dia berkata: Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya saudara kalian an-Najasyiy telah wafat, maka shalatlah (ghaib) terhadapnya.” (HR. ath-Thabraniy di dalam al-Kabir, no. 2347).

9. Hadits Wahsyiy bin Harb
Diriwayatkan dari jalan Sulaiman bin Abu Dawud al-Harraniy, telah mengabarkan kepada kami Wahsyiy bin Harb bin Wahsyiy bin Harb dari bapaknya dari kakeknya, dia berkata, manakala an-Najasyiy wafat Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya saudara kalian an-Najasyiy telah wafat, maka berdirilah kalian dan shalatlah (ghaib) terhadapnya.” Seorang laki-laki bertanya, “Wahai Rasulullah bagaimana kami shalat (ghaib) terhadapnya, sementara dia wafat dalam kekufurannya?”. Beliau menjawab, “Bukankah kalian mendengar firman Allah Ta’ala:

وَإِنَّ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَمَنْ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَمَآأُنزِلَ إِلَيْكُمْ وَمَآأُنزِلَ إِلَيْهِمْ خَاشِعِينَ للهِ لاَيَشْتَرُونَ بِئَايَاتِ اللهِ ثَمَنًا قَلِيلاً أُوْلاَئِكَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ إِنَّ اللهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ .
“Dan sesungguhnya di antara ahli kitab ada orang yang beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kamu dan yang diturunkan kepada mereka sedang mereka berendah hati kepada Allah dan mereka tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit. Mereka memperoleh pahala di sisi Rabbnya. Sesungguhnya Allah amat cepat perhitungan-Nya.”(QS. 3:199)

Hadits yang semakna dengan hadits tersebut di atas juga diriwayatkan oleh Anas bin Malik dari jalan Mu’tamir bin Sulaiman, Abu Bakar bin ‘Iyasy, Muamil bin Ismail; diriwayatkan juga oleh Sa’id bin Zaid dari jalan Ishaq; diriwayatkan juga oleh Abu Sa’id al-Khudriy dan Amr bin ‘Auf dari jalan Katsir bin Abdullah. (Lihat HR. ath-Thabraniy, di dalam al-Kabir, 22/361; al-Bazar, no. 732; an-Nasaiy, no. 108; ath-Thabraniy di dalam al-Ausath, no. 2688 dan lihat Majma’ az-Zawaid, 3/37, 38, 39.

10. Marasil (Hadits Mursal)
a. Mursal Sa’id bin al-Musaiyib
Diriwayatkan dari Juraij, dia berkata, telah mengabarkan kedadaku Abdul Hamid bin Jubair sesungguhnya dia mendengar Sa’id bin al-Musaiyib berkata, “Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam shalat (ghaib) pada tempat janazah, maka beliau bertakbir 4 (empat) kali takbir kemudian mengatakan: “Apakah kalian mengetahui terhadap siapakah aku shalat (ghaib)?”. Para sahabat menjawab, “Tidak”. Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “(aku shalat ghaib) terhadap Ashhamah”.

b. Mursal Qatadah as-Saduusiy.
Diriwayatkan dari Mu’adz bin Hisyam (Ibnu Abu Abdullah ad-Dastuwaiy), dia berkata, telah mengabarkan kepada kami bapakku dari Qatadah bahwasanya Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya saudara kalian an-Najasyiy telah wafat, maka shalatlah (ghaib) terhadapnya.” Para sahabat bertanya, “Bagaimana seorang laki-laki non muslim dishalatkan?”. Beliau menjawab, “Maka turunlah ayat:

وَإِنَّ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَمَنْ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَمَآأُنزِلَ إِلَيْكُمْ وَمَآأُنزِلَ إِلَيْهِمْ خَاشِعِينَ للهِ لاَيَشْتَرُونَ بِئَايَاتِ اللهِ ثَمَنًا قَلِيلاً أُوْلاَئِكَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ إِنَّ اللهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ {199}

“Dan sesungguhnya di antara ahli kitab ada orang yang beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kamu dan yang diturunkan kepada mereka sedang mereka berendah hati kepada Allah dan mereka tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit. Mereka memperoleh pahala di sisi Rabbnya. Sesungguhnya Allah amat cepat perhitungan-Nya.” (QS. 3:199)

Qatadah berkata, mereka mengatakan, “Pada saat itu Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam shalat tidak menghadap qiblat.” Maka Allah Ta’ala menurunkan ayat:

وَلِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ وَاسِعُ عَلِيمُُ{115}
“Dan kepunyaan Allah-lah Timur dan Barat, maka ke manapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui. “(QS. 2:115)

Hadits mursal yang semakna juga diriwayatkan oleh al-Hasan al-Bashriy dari jalan Yazid bin Mihran Abu Khalid al-Khabbar, Hammad bin Salamah, dan Ibnu Juraij dari jalan Hajjaj, dan diriwayatkan juga oleh al-Harits bin Abdur Rahman.

Kedua: Peristiwa Mu’awiyah bin Mu’awiyah al-Laitsiy.
a. Hadits Anas bin Malik
Diriwayatkan dari Anas bin Malik, dia berkata, “Malaikat Jibril turun (menjumpai) Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan berkata: Telah wafat Mu’awiyah bin Mu’awiyah al-Laitsiy, maka apakah engkau ingin shalat (ghaib) terhadapnya? Nabi menjawab: “Ya”. Nabi bersabda: “Kemudian malaikat Jibril memukul bumi dengan sayapnya sampai tak satupun pohon dan gunung (dataran tinggi) kecuali merunduk, kemudian dia mengangkat tempat tidur Mu’amiyah, lalu memperhatikan kepadanya, lalu bertakbir (shalat ghaib) terhadapnya dan dibelakangnya dua shaf (baris) dari dara malaikat, setiap shaf terdapat 70 ribu malaikat, maka Nabi shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Wahai Jibril dengan apakah keutamaan ini diperoleh?” Jibril menjawab: “Dengan kecintaannya terhadap قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
dan membacanya, ketika pergi, lapar, berdiri, duduk dan pada setiap kesempatan.”
(HR. Abu Ya’la, no. 4268).

Hadits yang semakna diriwayatkan juga oleh Anas bin Malik dari jalan yang lain dan oleh Abu Umamah dari jalan Nuh bin Amr serta al-Hasan al-Bashriy dan Sa’id bin al-Musaiyib secara mursal. (Lihat HR. Ibnuu Abdil Bar di dalam al-Istii’ab, 2/284; al-Baihaqiy, 4/50; ath-Thabraniy di dalam al-Kabir, 19/429, no. 1041)

Dan semua riwayat yang menyatakan peristiwa ini adalah lemah. (Lihat. Al-Ishabah, 3/436; Nashbu ar-Rayah, 2/284; al-Bidayah wan-Nihayah, 5/13, 14; al-Majmu’ oleh an-Nawawiy, 5/203; at-Tarikh al-Kabir, 4/2/305; dan Majma’ az-Zawaid, 3/38)