Doa Untuk Para Pemimpin Kaum Muslimin

Termasuk hak pemimpin kaum muslimin atas kaum muslimin adalah hendaknya mereka mendoakannya. Imam Ahmad berkata, “Kalau kami mempunyai doa mustajab niscaya kami menggunakannya untuk pemimpin.” Hal ini karena kebaikan masyarakat terletak pada kebaikan pemimpinnya, sebaliknya bila pemimpin rusak maka akan rusak pula rakyat.

Al-Hasan al-Bashri berkata, “Bila kamu melihat seorang laki-laki berdoa atas pemimpin maka ketahuilah bahwa ia adalah pengikut hawa nafsu. Bila kamu mendengar seorang laki-laki berdoa untuk pemimpin supaya dia baik maka ketahuilah bahwa dia adalah pengikut sunnah insya Allah.”

Al-Fudhail bin Iyadh berkata, “Seandainya aku mempunyai doa yang mustajab, niscaya aku tidak memberikannya kecuali kepada pemimpin.” Seseorang bertanya, “Wahai Abu Ali, jelaskan kepada kami?” Dia berkata, “Bila aku menjadikannya untuk diriku sendiri maka ia tidak melebihi diriku, namun bila aku menjadikannya untuk pemimpin maka dia baik, bila dia baik maka hamba dan negara akan baik pula. Kita diperintahkan untuk mendoakan kebaikan bagi mereka dan kita tidak diperintahkan untuk berdoa atas mereka, sekalipun mereka berbuat zhalim dan aniaya, karena kezhaliman dan aniaya mereka atas diri mereka, sementara kebaikan mereka adalah kebaikan mereka dan kebaikan masyarakat.”

Demikian juga nasihat dan doa untuk para ulama bila mereka melakukukan kekeliruan dan keterbatasan, karena mereka adalah manusia yang tidak terjaga dari dosa dan salah, para ulama juga termasuk Ulil Amri di kaum muslimin, maka tidak boleh mencaci mereka, mengumumkan kesalahan-kesalahan mereka, mencari-cari kelemahan mereka lalu membebernya di depan umum, hal ini mengundang keburukan yang besar.
Ibnu Asakir berkata, “Ketahuilah wahai saudaraku bahwa daging ulama itu beracun, kebiasanya Allah yang membongkar rahasia orang-orang yang merendahkan mereka sudah diketahui, siapa yang berbicara tidak patut pada para ulama, niscaya Allah akan mengujinya dengan kematian hati sebelum dia mati. ‘Hendaknya orang-orang yang menyalahi perintahnya takut ditimpa ujian atau ditimpa siksa yang pedih.’Semoga Allah memberikan pertolongan dan kepadanya kita bertawakal.”