Tauriyah dari Rasulullah saw

Sebelum terjadinya perang Badar Rasulullah saw ditemani Abu Bakar ash-Shiddiq melakukan patroli di seputar kamp militer pasukan Makkah, tiba-tiba beliau bertemu dengan seorang laki-laki tua dari bangsa Arab, beliau bertanya kepadanya tentang orang-orang Qauraisy, Muhammad dan para sahabatnya. Beliau sengaja bertanya tentang orang-orang Quraisy dan dirinya sendiri untuk mengantisipasi munculnya kecurigaan dari laki-laki tua ini.

Laki-laki tua berkata, “Aku tidak mengatakan apa pun kepada kalian berdua sebelum kalian mengatakan kepadaku dari kabilah mana kalian berdua.”
Rasulullah saw menjawab, “Setelah bapak memberitahu kami maka kami akan memberitahu bapak.”
Laki-laki tua menegaskan, “Begitu?”
Nabi saw menjawab, “Ya.”
Pak tua berkata, “Aku mendengar bahwa Muhammad dan para sahabatnya keluar pada hari ini dan itu, jika apa yang aku dengar ini benar maka dia dan para sahabatnya ada di tempat ini dan itu. –Tempat di mana Nabi saw dan para sahabatnya bermarkas-. Dan aku juga mendengar bahwa orang-orang Quraisy keluar pada hari ini dan itu, jika apa yang aku dengar ini benar, maka mereka hari ini berada di tempat ini dan itu. –Dia menyebutkan tempat di mana pasukan Makkah berada.”
Setelah itu pak tua ini balik bertanya kepada Rasulullah saw, “Dari kelompok mana kalian berdua?”
Nabi saw menjawab, “Kami dari maa`.” Kemudian beliau meninggalkan pak tua yang bergumam, “Dari maa` apa? Apakah dari maa` Irak?”
Tauriyahnya terletak pada jawaban Rasulullah saw, “Kami dari maa`.” Kata ini berarti air dan penggunaannya dalam konteks ini untuk makna ini adalah penggunaan yang jauh tetapi inilah yang dimaksud oleh Rasulullah saw, maksud beliau, kami dari maa` yakni kami manusia yang berasal-usul dari air bapak kami. Sementara laki-laki tua ini tidak memahami makna ini, dia memahami maa` adalah sebuah suku di Irak. Padahal ini bukan yang dimaksud oleh Rasulullah saw.
Dalam konteks peperangan di mana informasi harus digali tanpa membeberkan rahasia, inilah yang dilakukan oleh Rasulullah saw dengan tauriyahnya.

Tauriyah Abu Bakar

Dalam perjalanan hijrah dari Makkah ke Madinah bersama Rasulullah saw, Abu Bakar berjalan di belakang Rasulullah saw, hal ini karena Abu Bakar adalah laki-laki tua yang mempunyai banyak kenalan, sedangkan Nabi saw lebih muda dan belum begitu dikenal. Di tengah perjalanan seorang laki-laki yang kenal dengan Abu Bakar bertanya kepadanya, “Siapa orang ini wahai Abu Bakar?”
Abu Bakar khawatir jika dia berterus terang maka laki-laki ini akan melapor kepada orang-orang Makkah yang sedang memburu keduanya dengan iming-iming hadiah besar. Maka Abu Bakar menjawab, “Orang ini menunjukiku jalan.”
Maksud Abu Bakar adalah bahwa orang ini menunjukiku jalan kebaikan, karena dia adalah seorang rasul, tetapi penanya tidak memahami makna ini, dia memahami bahwa orang ini hanya sekedar menunjukkan jalan yang mereka lalui semata.
(Izzudin Karimi)