Muqaddimah

Sanjungan dan pujian hanyalah milik Allah. Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, tidak ada lagi nabi setelahnya. Shalawat dan salam juga semoga dilimpahkan atas keluarga dan sahabatnya.

Buku kecil ini mengetengahkan masalah aqidah, masalah yang sangat penting dan menjadi fondasi bagi Dinul Islam. Sebagaimana dimaklumkan oleh ummat Islam, berdasarkan dalil-dalil syar’iyah dari Al Qur’an dan As Sunnah, bahwa setiap amal serta ucapan dipan-dang benar dan dapat diterima, hanya bila berdasarkan aqidah yang benar. Maka jika aqidah itu tidak benar, dengan sendirinya setiap tindakan maupun ucapan yang bersumber dari aqidah tadi adalah tidak sah atau batal. Allah berfirman:
“…Barangsiapa yang mengingkari keimanan maka batallah amalnya, dan ia termasuk orang-orang yang merugi di akhirat nanti.” (Al Maidah : 5)

“Dan telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan (nabi-nabi) yang sebelum kamu, jika kamu mempersekutukan Allah, pasti hapuslah amal perbuatanmu, dan kamu pasti tergolong orang-orang yang merugi.” (Az Zumar 65)

Kitabullah dan Sunnah rasul-Nya Al Amin telah memberikan petunjuk, bahwa aqidah yang benar itu meliputi: iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab-kitab, iman kepada para rasul, iman kepada hari akhir, dan iman kepada qadar baik dan buruk . keenam prinsip keimanan itulah sumber aqidah yang benar. Dengan keenam prinsip keimanan itu pula Allah menurunkan kitab-kitab-Nya yang mulia dan mengutus rasul-Nya. Cabang dari prinsip-prinsip ini diantaranya adalah keimanan pada hal-hal yang ghaib.

Dalil yang mendasari prinsip-prinsip itu tertera banyak ayat-ayat Al Qur’an. Diantaranya adalah :
“Bukanlah kebaikan jika kamu sekalian men-ghadap wajah-wajahmu ke timur dan barat, namun kebaikan itu adalah barangsiapa yang beriman kepada Allah, hari akhir, malikat, kitab-Nya, dan para nabi….” (Al Baqarah : 177)

“Rasul telah beriman terhadap apa yang telah diturunkan oleh Rabbnya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab, dan rasul-rasul-Nya. Kami tidak membeda-bedakan satu di antara mereka…” (Al Baqarah : 285)

“Wahai orang-orang yang beriman, percayalah kamu sekalian kepada Allah, rasul-Nya, kitab yang diturunkan kepada rasul-Nya (Muhammad) dan kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa yang ingkar kepada Allah, malaikat, kitab-kitab, utusan-utusan-Nya, dan hari akhir , maka sesungguhnya ia telah sesat sejauh-jauhnya.” (An Nisaa’ : 136)

“Apakah kamu tidak mengetahui, bahwa Allah itu Maha Mengetahui apa-apa yang ada di langit dan bumi. Sesungguhnya yang demikian itu terdapat dalam kitab (Laul Mahfuz), dan hal itu mudah bagi Allah.” (Al Hajj : 70)

Di samping ayat-ayat di atas, hadits-hadits shahih juga banyak yang menegaskan hal yang sama. Di antara sejumlah hadits itu, terdapat sebuah hadits shahih yang mashur, diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari hadits Amirul Mukminin Umar bin Khaththab yang menyatakan bahwa Malaikat Jibril pernah bertanya kepada Nabi Shalallaahu alaihi wasalam tentang iman, maka jawab Nabi kepadanya:

اَْلإِ يْمَانُ أَنْ تُوْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَاْليَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِاْلقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ

“Iman itu adalah kamu beriman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab, dan rasul-rasul-Nya, dan hari akhir, serta beriman kepada qadar baik dan buruk.” (HR. Bukhari, Muslim dari Abu Hurairah)

Keenam prinsip keimanan tersebut kemudian di bagi lagi menjadi cabang-cabang , diantaranya adalah kewajiban seorang muslim untuk percaya sepenuh hati terhadap hak Allah Subhannahu wa Ta’ala, terhadap tempat kembali di hari akhir, dan perkara-perkara ghaib lainya.