Setelah kita mengetahui dalil-dalil yang menetapkan fitnah kubur, siapa yang menghadapinya dan siapa yang terbebas darinya maka dalam pembahasan ini penulis akan menjelaskan tentang apa yang dimaksud dengan fitnah kubur dan bagaimana bentuknya.

Fitnah kubur adalah ujian di alam kubur berupa pertanyaan dua malaikat kepada mayit seperti yang telah dijelaskan oleh Ibnu Taimiyah dalam al-Aqidah al-Wasithiyah yang penulis nukil dalam pembahasan sebelumnya.

Dari al-Barra’ bin Azib berkata, kami sedang mengubur jenazah di Baqi’ Gharqad, Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam datang kapada kami, beliau duduk dan kami duduk di sekeliling beliau seolah-olah kepala kami dihinggapi burung, beliau bersabda, “Aku berlindung kepada Allah dari azab kubur.” Tiga kali… Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda, “Maka ruhnya dikembalikan kepada jasadnya, lalu dia didatangi dua malaikat, keduanya bertanya kepadanya, ’Siapa Tuhanmu?’ Dia menjawab, ‘Tuhanku Allah’. Keduanya bertanya,’Apa agamamu?’ Dia menjawab, ‘Agamaku Islam’. Keduanya bertanya kepadanya, ‘Siapakah laki-laki ini yang diutus kapadamu?’ Dia menjawab, ‘Dia adalah Rasulullah’. Keduanya bertanya kepadanya, ‘Dari mana kamu tahu?. Dia menjawab, ‘Aku membaca kitab Allah maka aku beriman kepadanya dan membenarkannya’. Lalu seorang penyeru dari langit berseru, ‘HambaKu benar, maka bentangkanlah dari surga dan bukakanlah untuknya sebuah pintu ke surga’. Dia berkata, ‘Maka datanglah kepadanya kenikmatan dan keharumannya dan dilapangkan untuknya di kuburnya seluas pendangannya.’ Dia berkata, ‘Dia didatangi oleh seorang laki-laki berwajah tampan, berpakaian bagus dan beraroma wangi, laki-laki itu berkata, ‘Aku sampaikan kepadamu berita gembira yang menggembirakanmu, inilah harimu yang pernah dijanjikan kepadamu.’ Dia bertanya, ‘Kamu ini siapa? Wajahmu adalah wajah yang hadir membawa kebaikan.’ Dia menjawab, ‘Aku adalah amal shalihmu’. Dia berkata, ‘Ya Rabbi, datangkanlah Kiamat sehingga aku pulang kepada keluarga dan hartaku’.”

Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda, “Lalu ruhnya dikembalikan ke jasadnya, dia didatangi dua malaikat lalu mendudukkannya, dua malaikat itu bertanya kepadanya, ‘Siapa Tuhanmu?’ Dia menjawab, ‘Ha..ha. Aku tidak tahu.’ Kedua malaikat itu kembali bertanya, ‘Siapa laki-laki yang diutus kepadamu?’ Dia menjawab, ‘Ha ha, aku tidak tahu.’ Lalu seorang penyeru dari langit berseru, ‘HambaKu berdusta, maka bentangkanlah dari neraka dan bukakanlah untuknya satu pintu neraka.’ Lalu panas dan aromanya datang kepadanya, kuburnya disempitkan atasnya sehingga tulang-tulang rusuknya bergeser dari tempatnya. Dia didatangi oleh seorang laki-laki berwajah buruk, berpakaian buruk dan berbau busuk, laki-laki itu berkata, ‘Aku sampaikan kepadamu berita yang menyedihkanmu, inilah hari yang pernah dijanjikan kepadamu.’ Dia bertanya, ‘Kamu siapa? Wajahmu adalah wajah yang datang dengan keburukan.’ Laki-laki itu menjawab, ‘Aku adalah amalmu yang jahat.’ Dia berkata, ‘Ya Rabbi jangan datangkan Kiamat.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud, dishahihkan oleh Dr. Abdullah bin Abdul Muhsin at-Turki dan Syuaib al-Arnauth).

Setelah fitnah kubur adalah nikmat atau azab kubur, nikmat dan azab ini atas ruh dan jasad mengikuti sebagaimana nikmat dan azab dunia atas jasad dan ruh mengikuti.

Nikmat dan azab kubur di samping ditetapkan oleh hadits di atas ia juga ditetapkan oleh dalil-dalil yang lain, di antaranya adalah firman Allah,yang arinya,

“Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat, dikatakan kepada malaikat, ‘Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras’.” (Al-Mukmin: 46).

“Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zhalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya sambil berkata, ‘Keluarkanlah nyawamu,’ di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah perkataan yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya.”(Al-An’am: 93).

Adapun dalil nikmat dan azab kubur dari sunnah Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam maka ia mutawatir, di antaranya adalah sabda Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam,

مَرَّ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم عَلَى قَبْرَيْنِ فَقَالَ إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيْرٍ ثُمَّ قَالَ بَلَى : أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ يَسْعَى بِالنَّمِيْمَةِ ، وَأَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لاَ يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ قَالَ ثُمَّ أَخَذَ عُوْدًا رَطْبًا فَكَسَرَهُ بِإِثْنَتَيْنِ ثُمَّ غَرَزَ كُلَّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا عَلَى قَبْرٍ ثُمَّ قَالَ لَعَلَّهُ يُخَفَّفُ عَنْهُمَا مَالَمْ بَيْبَسَا .

“Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam berjalan melewati dua kuburan, maka beliau berkata, ‘Sesungguhnya keduanya sedang disiksa, dan tidaklah mereka disiksa karena perkara besar,’ kemudian beliau bersabda, ‘Benar, adapun yang satu maka ia telah melakukan adu domba, adapun yang lainnya karena dia dia tidak beristitar, tidak menutup atau tidak membersihkan diri dari kencingnya.’ Ibnu Abbas berkata, ‘Kemudian beliau mengambil batang kayu segar dan dibelah menjadi dua, kemudian menancapkan masing-masing di atas kuburan tadi kemudian bersabda, ‘Mudah-mudahan keduanya diringankan (azabnya) selama dua batang kayu tadi belum mengering’.” (HR. Al-Bukhari dari Ibnu Abbas).

Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,

اَللّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُبِكَ مِنْ عَذَابِ القَبْرِ ، وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ وَمِنْ فِتْنَةِ المَحْيَا وَالمَمَاتِ وَمِنْ فِتْنَةِ المَسِيْحِ الدَّجَّالِ .

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari azab kubur, dari azab neraka, dari fitnah kehidupan dan kematian serta fitnah Dajjal.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Apakah nikmat dan azab kubur terus menerus atau terputus?

Untuk orang kafir maka azabnya terus menerus karena mereka berhak atas itu, jika azabnya terputus berarti mereka istirahat padahal mereka tidak berhak atas itu.

Adapun orang mukmin pelaku dosa di mana Allah menetapkan azab atasnya maka azabnya bisa terus menerus dan bisa pula terputus tergantung dosa dan maaf Allah.

Jasad mayit tercecer di mana-mana, misalnya dia dimangsa binatang buas, bagaimana dia ditanya dan diazab?

Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu, ini adalah perkara ghaib, Allah mampu mengumpulkan di alam ghaib walaupun kita melihat jasad mayit tercerai-berai akan tetapi Allah berkuasa atas segala sesuatu dan alam ghaib tidak mungkin disamakan dengan alam nyata.

Mayit dikubur di lubang sempit bagaimana ia dilapangkan sejauh pandangan?

Ini adalah alam gahaib, yang merasakan dan melihatnya adalah yang bersangkutan, kita hidup di alam dunia tidak akan menyaksikan karena perbedaan alam, kalau Anda ingin melihatnya maka tunggulah sampai Anda mati. Wallahu a’lam.