Pemimpin Hezb Islami (HI), Qalbuddin Hikmatyar yang lama menghilang dari pemberitaan media massa memprediksi, pasukan yang dipimpin Amerika akan gagal di Afghanistan, sama seperti Rusia (dulu Republik Uni Sofyet) pada tahun 80-an.

Dalam rekaman video yang ditayangkan sebuah stasiun satelit Afghanistan di Kabul iga malam yang lalu, pimpinan HI yang hingga saat ini terus diburu pasukan koalisi internasional menyatakan, syarat perundingan damai dengan pemerintah boneka Afghanistan pimpinan Hamed Karzei haruslah terlebih dulu mengagendakan penarikan mundur tanpa syarat pasukan pendudukan asing dari Afghanistan.

Pemimpin Afghanistan yang kini menjadi oposan itu memperkirakan, kedua pemerintahan yang loyal terhadap Barat, baik di Iraq maupun di Afghanistan dalam waktu dekat akan jatuh seiring dengan penarikan pasukan asing yang menjadi pendukung mereka di kedua negeri itu.

Hikmatyar mengatakan, HI tidak memiliki hubungan apa pun dengan al Qaeda mau pun Taliban. Pihaknya menjalankan misi politik dan militernya secara sendirian dengan dibantu para pendukungnya yang banyak berada di dalam negeri Afghanistan.

Ketika menanggapi campur tangan Iran dalam urusan negerinya, Hikmatyar berkata, “Kami sebelumnya memperkirakan Iran akan memberikan bantuannya kepada para Mujahidin saat pasukan AS melakukan invasi ke Afghanistan, namun sayang justeru Iran berdiri di belakang AS ikut menjajah Irak dan Afghanistan karena sudah kehilangan nyali.” (almkhtsr/AS)