Diharapkan tak berapa lama lagi, dunia Islam akan memiliki ‘mobil Islami’ yang diharapkan menjadi idola konsumen Muslim. Di antara keunggulannya, ‘mobil islami’ ini nantinya akan didesain sedemikian rupa dengan dibekali kompas yang berguna untuk menentukan arah kiblat sehingga Muslim yang ingin melaksanakan shalat di suatu tempat tertentu tidak perlu panik dan bingung ke arah mana ia harus menghadap kiblat. Di samping itu, di mobil ini juga dibuatkan tempat khusus menyimpan mushaf.
Rencana memproduksi ‘mobil islami’ ini diprogramkan oleh negara-negara yang tergabung dalam organisasi kerjasama ekonomi negara-negara Islam di OKI (sering disebut negara D8-red). Di antara negara yang akan memproduksi mobil ini adalah Iran, Malaysia dan Turki.
Surat kabar ‘Gulf News’ yang terbit di Uni Emirat Arab dalam edisi terbit, Ahad kemarin melansir pernyataan Sayyid Zainal Abidin Thahir, direktur pelaksana perusahaan produsen mobil Malaysia, ‘Proton’ yang mengatakan, “Mobil ini akan dilengkapi dengan semua simbol Islam, salah satunya tempat khusus untuk menyimpan mushaf yang mulia dan juga hijab.”
Ia tidak mengungkapkan lebih lanjut keunggulan-keunggulan lainnya dari bakal ‘mobil islami’ tersebut. Bisa jadi dengan alasan pertimbangan persaingan bisnis.
Dalam kunjungannya ke Iran baru-baru ini, Thahir menjelaskan, “Mobil ini rencananya akan diproduksi oleh masing-masing: Malaysia, Iran dan Turki. “Kami menginginkan adanya peningkatan permintaan di pasaran dunia,” demikian Thahir memberikan alasan.
Thahir menyiratkan bahwa ide pembuatan mobil ini dat;ang dari inisitif Iran yang ingin memberikan label ‘islam’ pada mobil tersebut.
Panitia bidang ekonomi negara-negara D8 yang merupakan negara anggota di OKI baru-baru ini mulai mengkaji inisiatif Iran tersebut yang diajukan oleh perusahaan industri pembuatan mobilnya, ‘Iran Chudro.’
Kementerian luar negeri Iran sebelumnya menyatakan telah mengambil langkah-langkah untuk memasukkan proyek ini ke dalam agenda kerja lembaga ekonomi negara-negara D8 di mana di samping Iran, juga beranggotakan Bangladesh, Mesir, Indonesia, Malaysia, Niger, Pakistan dan Turki.
Iran mengusulkan didirikannya perusahaan patungan untuk memproduksi mobil yang memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki kedelapan anggota negara-negara D8.
Dalam wawancaranya dengan situs ‘islamonline’, pakar Perancis, Franso Porga mengungkap rasa optimisnya terhadap masa depan penelitian ilmiah di dunia Islam. Ia memprediksi akan bertambah dan semakin cepatnya perkembangan teknologi negara-negara Arab dan Islam dalam sistem dunia yang disebut ‘globalisasi teknologi.’
Sementara, pakar dan penulis Inggeris, Jims Wildson menilai, inisiatif prospektif bagi penelitian ilmiah yang diluncurkan baru-baru ini oleh sejumlah negara merupakan sinyal mulai munculnya ‘bulan sabit’ penemuan baru di dunia Islam. (almokhtsr/AS)