Max Michel yang dikenal dengan sebutan Bishop Maximos mengungkap, sekitar 80 hingga 200 orang dari etnis Qibthi (Coptik) memeluk Islam setiap harinya. Ia memperingatkan semakin memburuknya kondisi gereja Qibhti.

Maximos juga membeberkan adanya pertemuan sebuah panitia yang dibentuk gereja pimpinan Anba Bachmeos, bishop kawasan Beheira, sebelah utara Kairo, yang juga dihadiri oleh Anba Mousa, uskup Syabab; Anba Anatones; dan uskup Maadi, Anba Danial untuk membahas fenomena berbondong-bondongnya kaum Nasrani Mesir masuk Islam.

Ia melansir sebuah sumber dari panitia tersebut yang menyatakan, “Jumlah orang-orang yang masuk Islam setiap harinya dari etnis Qibthi Mesir mencapai antara 80 hingga 200 orang.!”

Ia menambahkan, panitia yang diberi nama ‘Panitia Bachmeos’ itu mengakui, jumlah orang-orang yang memeluk Islam setiap tahunnya di Mesir minimal mencapai kira-kira 50.000 orang pemeluk Kristen.

Lebih lanjut Maximos menegaskan, dalam pertemuannya, panitia tersebut juga membantah tudingan gereja Qibthi terkait adanya penculikan terhadap para pemudi Qibthi untuk dipaksa masuk Islam. Panitia itu malah menguatkan bahwa orang-orang yang masuk Islam itu tidak pernah dipaksa. Mereka masuk Islam semata-mata kemauan sendiri. Dalam acara dialog di stasiun el Jazeera, Maximos mengeritik dengan pedas kondisi gereja Orthodoks dan sebagian undang-undang bikinan gereja. Ia meminta dilakukannya pembenahan secara menyeluruh di dalam tubuh gereja untuk mendapatkan kembali orang-orang Qibthi. Demikian seperti yang diklaimnya.

Ia juga memperingatkan semakin memburuknya kondisi di dalam tubuh gereja Mesir dan cara paus Shenouda III dalam memimpin gereja Qibthi.

Terkait fenomena semakin meningkatnya jumlah orang-orang Qibthi yang masuk Islam, pihak gereja Orthodoks meminta pemerintah Mesir agar menerapkan apa yang diklaimnya sebagai ‘sanksi murtad’ terhadap pemeluk Kristen yang memeluk Islam tersebut.! (ismo/AH)