Hakim : “Apakah Anda melihat terjadinya peristiwa penembakan itu dengan mata dan kepala Anda sendiri?”
Saksi : “Tidak, tapi saya mendengar suara tembakan tersebut dengan kedua telinga saya.”
Hakim : “Hal itu tidak cukup untuk dijadikan bukti.”
Setelah mendengar jawaban tersebut, sang saksi segera membalikkan posisi duduknya membelakangi sang hakim kemudian ia tertawa dengan suara sekeras-kerasnya.
Hakim : “Mengapa Anda tertawa?”
Saksi : “Apakah Anda melihat saya tertawa dengan mata dan kepala Anda sendiri?”
Hakim : “Tidak, tapi saya mendengar suara tawa Anda tadi dengan kedua telinga saya.”
Saksi : “Hal itu tidak cukup untuk dijadikan bukti.”