Pertanyaan:
Seorang laki-laki biasa mengerjakan shalat, puasa dan rukun-rukun Islam lainnya, namun di samping itu ia juga memohon kepada selain Allah, seperti; bertawassul dengan para wali dan meminta pertolongan kepada mereka serta berkeyakinan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk mendatangkan manfaat dan mencegah madharat. Tolong beri tahu kami, semoga Allah memberi anda kebaikan, apakah anak-anaknya yang mengesakan Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun mewarisi ayah mereka, dan bagaimana hukum mereka?

Jawaban:
Orang yang mengerjakan shalat, puasa dan rukun-rukun Islam lainnya, namun di samping itu ia pun meminta pertolongan kepada orang-orang yang telah meninggal, orang-orang yang tidak ada atau kepada melaikat dan sebagainya, maka ia seorang musyrik. Jika telah dinasehati namun tidak menerima dan tetap seperti itu sampai meninggal, maka ia telah melakukan syirik akbar yang mengeluarkannya dari agama Islam, sehingga tidak boleh dimandikan, tidak boleh dishalatkan jenazahnya, tidak boleh dikubur di pekuburan kaum Muslimin dan tidak boleh dimintakan ampunan untuknya serta warisannya tidak diwarisi oleh anak-anaknya, orang tuanya atau saudara-saudaranya atau lainnya yang muwahhid (yang tidak mempersekutukan Allah). Hal ini karena perbe-daan agama mereka dengan si mayat, berdasarkan sabda Nabi Shalallaahu alaihi wasalam ,

لاَ يَرِثُ الْمُسْلِمُ الْكَافِرَ وَلاَ الْكَافِرُ الْمُسْلِمَ.

“Tidaklah seorang Muslim mewarisi seorang kafir dan tidaklah seorang kafir mewarisi seorang Muslim.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim).

Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi kita Mu-hammad, kepala seluruh keluarga dan para sahabatnya.

Al-Lajnah Ad-Da’imah (dari kitab Fatawa Islamiyah), juz 3, hal. [51.