Hukum Berihram Sebelum Tiba Di Miqat

Syaikh ‘Abdul ‘Azhim Badawi حَفِظَهُ الله ber-kata: “Dimakruhkan (dibenci) berihram sebelum tiba di miqat; dan setiap hadits yang diriwayatkan mengenai anjuran untuk ber-ihram sebelum tiba di miqat adalah hadits-hadits yang tidak shahih (dha’if)”.

Selanjutnya beliau menuturkan: “Alangkah indahnya perkataan Imam Malik (bin Anas) kepada seseorang yang ingin berihram sebelum tiba di Dzul Hulaifah (Bir ‘Ali), beliau mengatakan:

لاَ تَفْعَلْ فَأِنِّى أَخْشَى عَلَيْكَ الْفِتْنَةَ

‘Janganlah engkau lakukan hal itu! Karena aku khawatir engkau akan terfitnah.’
Orang itu bertanya:

وَ أَيُّ فِتْنَةٍ فِيْ هَذِهِ؟ إِنَّمَا أَمْيَالٌ أَزِيْدُهَا؟

‘Fitnah apakah dalam perbuatanku ini? Aku hanya menambah beberapa mil saja?’
Beliau menjawab :

وَأَىُّ فِتْنَةٍ أَعْظَمُ مِنْ أَنْ تَرَى أَنَّكَ سَبَقَتْ إِلَى فَضِيْلَةٍ قَصَرَ عَنْهَا رَسُوْلُ اللَّهِ ؟ إِنِّى سَمِعْتُ اللهَ يَقُوْلُ:

‘Fitnah apakah yang lebih besar daripada pandanganmu bahwasanya engkau telah mendahului mengerjakan suatu keutamaan yang tidak dilakukan oleh Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam ? Sesungguhnya aku mendengar Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman: ‘Maka hendaklah orang-orang yang menyelisihi perintah Rasul, takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih.’ (QS. An-Nuur: 63).”