MAKKAH — Luasnya Masjidil Haram membuat banyak jamaah terutama yang berusia lanjut terpisah dari rombongan dan tersesat. Tiap hari, kata Kepala Panitia Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) Sektor Khusus Masjidil Haram, Ali Saefuddin, sedikitnya ditemukan 20 hingga 35 jamaah yang tersesat.
”Mereka umumnya ditemukan dalam kondisi bingung dan kelelahan,” ujarnya.

Menurut Ali, jamaah tersesat ini kerap menjadi sasaran para pelaku tindak kriminal. Sedikitnya sudah terjadi lebih dari tujuh tindak kriminal yang menyasar jamaah yang sudah uzur ini. Modusnya rata-rata hampir sama, yaitu berpura-pura menolong dan meminta identitas untuk kemudian merampas tas korban.

Karenanya, ia meminta para ketua rombongan untuk menjaga keutuhan rombongannya. Bila terpaksa harus meninggalkan salah satu jamaahnya karena suatu alasan, maka sebaiknya jamaah itu dititipkan di tempat yang aman. “Kalau di dalam Masjidil Haram, bila dia jamaah perempuan, sebaiknya dititipkan askar di shaf khusus perempuan tak jauh dari Multazam,” ujarnya.

Korban terakhir, Niah binti Saden Abdullah dari kloter 5 BDJ, diperdayai pelaku di halaman Masjidil Haram. Niah yang berhaji bersama keluarganya kelelahan sehingga memutuskan untuk beristirahat. Namun, karena bosan menunggu di dalam masjid, dia memutuskan keluar. Setelah berada di luar Masjidil Haram, ia kebingungan sendiri menemukan keluarganya.

Niah kemudian didatangi pelaku yang mengaku sebagai petugas dan memeriksa identitasnya. Saat itulah uang sebanyak Rp 600 ribu diambil pelaku. “Untung Ibu Niah tidak membawa uang banyak, karena uang living cost dititipkan pada anaknya,” ujarnya.

Jamaah uzur memang rawan tersesat. Umumnya, orientasi medan mereka sangat lemah. Yang paling sering tersesat, kata Ali, adalah jamaah yang baru satu atau dua hari berada di Tanah Suci. ”Saya selalu mengimbau agar jamaah masuk dari satu pintu, yaitu Babussalam, atau yang gampang ditandai oleh jamaah,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala PPIH Daerah Kerja Makkah, Subakin AM menyatakan, tiap pukul 00.00 malam, pihaknya memanfaatkan kendaraan operasional coaster yang ada di tiap sektor untuk menyusuri jalanan di sekitar Masjidil Haram mencari jamaah yang sesat jalan. ”Ini sangat membantu jamaah yang terpisah dari rombongan atau tersesat,” ujarnya.

Jamaah yang ditemukan, akan diantar ke pemondokannya. Operasi yang disebutnya “sapu ranjau” ini akan berakhir pada pukul 03.00 dini hari.

Sedang bila mereka terpisah dari rombongan di halaman Masjidil Haram dan tak tahu jalan pulang, sebaiknya segera meminta bantuan ke Sektor Khusus yang ada di seberang Bab Ali atau tempat mengambil air zamzam di luar Masjidil Haram. “Ada bendera Merah Putih terpasang di sana,” ujarnya. ed: maghfiroh

Tips Bila Tersesat di Masjidil Haram

  • Tetap tenang, jangan panik, agar tidak mengundang pelaku kejahatan yang biasanya berpura-pura menolong.
  • Tunjukkan identitas pada askar agar mereka menunjukkan pada petugas Indonesia di Masjidil Haram.
  • Jangan pernah menyerahkan tas pada orang lain walaupun dia mengaku petugas dan akan menolong. Petugas haji tidak pernah menggeledah tas jamaah.
  • Hubungi Sektor Khusus PPHI yang ada di seberang Bab Ali. Ada bendera Indonesia terpasang di atas bangunan itu.
  • Berdiri saja di antara pintu Marwah-Baussalam, Jiad-Pintu King Abdul Azis, atau pintu King Fahd-Babul Umrah. Tiap seperempat jam ada petugas Sektor Khusus yang berpatroli di situ.

http://www.republika.co.id