Tanya :

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Saya pernah mendengar bahwa jika puasa pada hari jum’at harus disambung dengan hari berikutnya atau didahului dengan hari sebelumnya, Apakah ada dalilnya mengenai hal itu?

Jawab :

Wa’alaikum Salâm Warahmatullâhi Wa barokâtuh
Memang benar yang anda dengar tersebut, diantaranya adalah :

عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبَّادٍ قَالَ سَأَلْتُ جَابِرًا رَضِي اللَّه عَنْهما نَهَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ الْجُمُعَةِ قَالَ نَعَمْ زَادَ غَيْرُ أَبِي عَاصِمٍ يَعْنِي أَنْ يَنْفَرِدَ بِصَوْمٍ *رواه البخاري

Artinya : Dari Muhammad bin ‘Abbad, dia berkata : aku bertanya kepada Jabir radhiallahu ‘anhuma : Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam melarang berpuasa pada hari Jum’at ?, dia berkata : ya. Dalam riwayat dari selain Abu ‘Ashim, terdapat tambahan; artinya: ia puasa pada hari itu (Jum’at) saja. (H.R.Bukhari).

عَنْ زِرٍّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ مِنْ غُرَّةِ كُلِّ شَهْرٍ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ وَقَلَّمَا كَانَ يُفْطِرُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ. قَالَ أَبو عِيسَى حَدِيثُ عَبْدِ اللَّهِ حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ وَقَدِ اسْتَحَبَّ قَوْمٌ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ صِيَامَ يَوْمِ الْجُمُعَةِ وَإِنَّمَا يُكْرَهُ أَنْ يَصُومَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ لَا يَصُومُ قَبْلَهُ وَلَا بَعْدَهُ . رواه الترمذي

Artinya : Dari Zirr dari ‘Abdullah, dia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam berpuasa tiga hari pada awal tiap bulan dan jarang ia berbuka pada hari Jum’at. Berkata Abu Isa (Imam at-Turmuzi) : hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah adalah hadits hasan gharib, dan segolongan Ahlul ‘ilmi (Ulama) menyatakan bahwa puasa pada hari Jum’at adalah mustahab (sunnat), tetapi sesungguhnya dimakruhkannya berpuasa pada hari Jum’at bila ia puasa hari Jum’at dan tidak berpuasa pada hari sebelum atau sesudahnya.(H.R. Imam at-Turmuzi).

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ نَهَى عَنْ صَوْمِ يَوْمِ الْجُمُعَةِ إِلَّا صَوْمًا مُتَتَابِعًا. رواه أحمد

Artinya : Dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bahwasanya beliau melarang berpuasa pada hari Jum’at kecuali puasa yang berurutan/berturut-turut. (H.R. Ahmad).

عَنْ زِيَادٍ الْحَارِثِيِّ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ لَهُ رَجُلٌ أَنْتَ الَّذِي تَنْهَى النَّاسَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ الْجُمُعَةِ قَالَ فَقَالَ هَا وَرَبِّ هَذِهِ الْكَعْبَةِ هَا وَرَبِّ هَذِهِ الْكَعْبَةِ ثَلَاثًا لَقَدْ سَمِعْتُ مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَصُومُ أَحَدُكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَحْدَهُ إِلَّا فِي أَيَّامٍ مَعَهُ .رواه أحمد

Artinya : Dari Ziyad al-Haritsi, dia berkata : aku mendengar Abu Hurairah ditanyai oleh seorang laki-laki : engkau kah yang melarang orang-orang berpuasa pada hari Jum’at ?. Dia (Ziyad ; Perawi..) berkata: dia (Abu Hurairah) menjawab: demi Tuhan Ka’bah ini (Allah)..[dia ucapkan sumpah ini] tiga kali, sungguh aku telah mendengar Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :”Janganlah seseorang diantara kamu berpuasa pada hari Jum’at saja kecuali (bersamaan) dengan hari-hari lainnya”. (H.R. Ahmad).

Demikian diantara hadits yang dapat kami berikan, semoga dapat bermanfaat dan difahami. Wallahu a’lam. Wassalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu.