Sekarang, lihatlah dirimu sendiri! Coba perhatikan hikmah Sang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui pada penciptaan struktur tubuhmu. Silakan lihat dan perhatikan panca inderamu! Lalu renungkanlah hikmah penempatan mata yang dengannya Anda dapat melihat banyak hal! Allah menempatkannya di kepala laksana lampu mercusuar di atas menara, sehingga dengan demikian Anda dapat melihat banyak perkara. Allah tidak menempatkannya pada anggota tubuh lain, seperti kaki atau tangan misalnya. Sebab, seandainya Allah menempatkan mata kita di tangan atau kaki, tentulah akan mudah mendapatkan gangguan ketika beraktifitas atau bergerak. Allah juga tidak menempatkan mata di bagian tengah tubuh, misalnya di perut atau di punggung karena akan menyulitkanmu untuk menoleh atau melihat. Berhubung tidak ada tempat di anggota tubuh ini yang layak menjadi tempat mata, maka satu-satunya tempat yang paling cocok adalah kepala. Kepala adalah tempat yang paling layak dan paling indah untuk mata. Kepala merupakan tempat bersemayamnya alat panca indera.

Kemudian coba perhatikan hikmah diciptakannya alat panca indera untuk menyeimbangi lima macam indera. Masing-masing indera difungsikan dengan alat khusus, sehingga tidak satupun indera yang tidak dapat dijangkau oelh alat khusus tersebut. Alat penglihatan diciptakan untuk melihat, alat pendengaran disediakan untuk mendengar suara-suara, alat pencium dan perasa diciptakan untuk mencium berbagai aroma dan mencicipi aneka macam rasa. Alat peraba diciptakan untuk meraba benda-benda. Setiap indera telah disediakan alat khusus untuknya. Sekiranya ada indera keenam selain yang telah disebutkan di atas niscaya Allah akan memberikan alat indera ke enam untuk manusia. Berhubung selain itu dapat ditangkap dengan batin, maka Allah memberikan alat indera batin.

Itulah lima alat pengindera yang dikenal oleh masyarakat dengan sebutan ‘lima untuk enam’ yakni lima alat panca indera dan enam arah (depan, belakang, atas, bawah, kanan dan kiri). Maksudnya adalah alat panca indera itu membawa hati ke seluruh penjuru dan arah. Sehingga kelima alat panca inderanya itu dapat menjangkau keenam arah tersebut berkat ketajaman pikirannya.

(Keajaiban-keajaiban Makhluk dalam Pandangan al-Imam Ibnul Qayyim, Pustaka Darul Haq)