MAKKAH — Sebanyak 208.240 jamaah calon haji reguler Indonesia telah berada di Tanah Suci Makkah Al Mukarramah. Sabtu (21/11) malam, dua kloter terakhir yang berasal dari embarkasi Surabaya telah mendarat di Bandara King Abdul Aziz Jeddah dan jamaahnya telah menyelesaikan ibadah umrah.

”Alhamdulillah, proses keberangkatan jamaah telah selesai dan berlangsung lancar,” ujar Menteri Agama, Suryadharma Ali di Makkah, Ahad (22/11).

Menag meminta agar para jamaah fokus pada pokok ibadah haji, yaitu wukuf di Arafah. Untuk itu, kesehatan agar dijaga dengan baik agar pada waktu pelaksanaan wukuf tubuh dalam kondisi prima. ”Jangan sampai justru para saat wukuf kondisi kesehatan malah menurun,” ujarnya.

Selama prosesi di Armina (Arafah-Muzdalifah, dan Mina) ia juga meminta agar jamaah selalu berkoordinasi dengan pimpinan regu masing-masing, terutama terkait waktu melempar jumrah. Menurutnya, mengejar afdhaliyah waktu utama melempar jumrah boleh-boleh saja, namun keselamatan jiwa lebih penting. ”Ketua regu wajib memperhatikan keutuhan rombongannya dan keselamatan mereka,” tambah Suryadharma.

Sementara itu, kondisi Makkah kemarin makin padat. Kemacetan yang biasanya hanya terjadi menjelang dan sesudah waktu shalat, kini terjadi hampir setiap saat. Ekor kemacetan bahkan hingga menjangkau wilayah Syisyah yang jaraknya sekitar 5 km dari Masjidil Haram.

Mulai hari ini, bus-bus antarjemput jamaah Indonesia dari dan menuju Masjidil Haram dihentikan operasinya. Langkah ini dimaksudkan agar para jamaah menyiapkan stamina untuk menyambut Hari Arafah. Sedangkan jamaah yang berada di Ring I tetap melakukan shalat di Masjidil Haram dengan berjalan kaki.

Sebagian besar jamaah di ring II melakukan ibadah shalat di masjid-masjid yang dekat dengan lokasi pemondokan mereka. Menurut Agus Taufiqurrahman, ketua rombongan V jamaah asal Yogyakarta, anggota rombongannya sudah diingatkan sebelumnya agar lima hari menjelang Arafah untuk menjaga kondisi fisik. ”Haji adalah ibadah fisik,” ujarnya.

Dalam waktu lima hari itu, mereka lebih banyak menghabiskan waktu di pemondokan dengan berdzikir dan shalat di masjid terdekat. ”Kegiatan ziarah kami hentikan,” tambahnya.

Hal yang sama juga dilakukan jamaah di pemondokan nomor 621 di Reii Dzakir yang berjarak hanya 1 km dari Masjidil Haram. ”Mereka yang masih muda jalan kaki ke Masjidil Haram. Kami yang tua shalat di masjid terdekat atau di mushala yang disediakan maktab,” ujar Ati Ruhiyati, jamaah asal Kabupaten Bogor.

Menurut Ati, ketua rombongannya sudah mengingatkan untuk tidak bepergian yang tidak perlu. ”Bismillah, kami siap menyambut wukuf,” tambah Ati.

Pada kesempatan terpisah, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melalui Menko Kesra Agung Laksono mengimbau Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bekerja keras untuk mensukseskan pelaksanaan ibadah haji tahun ini. Pasalnya, penyelenggaraan haji tahun ini termasuk dalam program 100 hari kerja SBY. Karena itu, presiden mendorong para petugas haji tetap semangat hingga proses pemulangan jamaah haji.

”Pelaksanaan ibadah haji merupakan salah satu program 100 hari kerja pemerintah. Presiden mendorong penyelenggaraan haji harus lebih baik lagi dibadingkan tahun-tahun sebelumnya,” kata Agung kepada wartawan seusai meninjau lokasi di Arafah, Muzdalifah dan Mina, Sabtu (21/11).

Agung mengungkapkan, setelah melihat langsung dan mendengarkan penjelasan PPIH secara komprehensif, dirinya optimistis pelaksanaan haji tahun ini akan berjalan sesuai rencana. ”Bahkan bila ada krisis, ada pengorganisasian yang lebih baik. PPIH harus terus semangat dari sekarang sampai kepulangan nanti,” ujarnya.
Sumber: http://www.republika.co.id