Nama Mufassir

Pengarangnya adalah Abu Muhammad, Abdul Haq bin Ghalib bin ‘Athiyyah al-Andalusi, al-Hafizh, al-Qadhi, al-‘Allamah.*

Nama Kitab

Ia menamakan kitab tafsirnya‘al-Wajiz Fi Tafsir al-Kitab al-‘Aziz’.’

Spesifikasi Umum Kitab

Pengarang meringkasnya dari semua kitab-kitab tafsir (yakni Tafsir al-Manqul) dan selalu mencari yang lebih dekat kepada keshahihan dari kitab-kitab tersebut, menafsirkan ayat dengan gaya bahasa yang manis dan mudah serta banyak sekali menukil dari Ibn Jarir (ath-Thabari-red).

Aqidahnya

Beliau seorang Mu’awwil Asy’ari (suka menakwil ayat, berpaham Asyariah), membela takwil yang dilakukan Imam al-Asy’ari dan berargumentasi dengannya.

Syaikhul Islam, Ibn Taimiyah mengomentari mengenainya, “Tafsir Ibn ‘Athiyyah dan semisalnya lebih mengikuti as-Sunnah dan al-Jamaah serta lebih selamat dari bid’ah ketimbang tafsir az-Zamakhsyari. Andaikata ia menyebutkan ucapan para ulama Salaf yang terdapat di dalam tafsir-tafsir bil Ma’tsur dengan semestinya tentu lebih baik dan bagus, sebab banyak sekali ia menukil dari tafsir Muhammad bin Jarir ath-Thabari -yang merupakan kitab tafsir bil Ma’tsur paling agung dan paling berkualitas-. Hanya saja, kemudian ia meninggalkan nukilan Ibn Jarir dari ulama Salaf, tidak meriwayatkannya sama sekali! Lalu menyebutkan apa yang diklaimnya sebagai ucapan Muhaqqiqin (ulama peneliti). Yang dimaksudnya mengenai mereka itu adalah kelompok Ahli Kalam yang menetapkan pokok-pokok pemikiran mereka dengan cara yang sejenis dengan penetapan ala kaum Mu’tazilah terhadap pokok-pokok pemikiran mereka.! Sekali pun, mereka lebih dekat kepada as-Sunnah ketimbang Mu’tazilah.!!??” (Muqaddimah Fi Ushul at-Tafsir, hal.90)

Sikapnya Terhadap Hadits Dan Sanad

Beliau mengetengahkan perkataan-perkatan yang Ma’tsur tanpa menyebutkan sanad-sanadnya, dan memilih darinya dengan tanpa memperbanyaknya, terkadang melemahkan sebagiannya.

Sikapnya Terhadap Hukum-Hukum Fiqih

Beliau menyebutkan pendapat-pendapat ulama fiqih dari kalangan Salaf dalam masalah fiqih, mengarahkannya dan memilih darinya apa yang menurut pandangannya benar, menguatkannya dengan tanpa memperpanjang lebar atau mengurangi. Beliau juga menyebut ijma’ ulama dalam hal itu, bila ada.

Sikapnya Terhadap Qira’at

Beliau banyak sekali membahas mengenai Qira’at dan berdasarkannya, ia menurunkan makna-makna yang beragam.

Sikapnya Terhadap Israiliyyat

Beliau menukil sebagian Isra’iliyyat dari Wahb bin Munabbih dan as-Suddi, lalu menanggapi sebagiannya dengan melemahkannya.!

Sikapnya Terhadap Sya’ir, Nahwu Dan Bahasa

Beliau termasuk ahli Nahwu yang amat kompeten, selalu merujuk kepada bahasa Arab ketika mengarahkan sebagian makna. Beliau sangat memperhatikan produk-produk Nahwu, penyebutan Syawahid Adabiyyah (pendukung-pendukung yang diambil dari bait-bait syair/sastra) untuk ungkapan-ungkapan tertentu.

* Untuk memperdalam lagi wawasan tentang biografi Ibn ‘Athiyyah, silahkan baca:
Bughyatul Multamis, hal.376
Siyar A’lam an-Nubala’, karya Imam adz-Dzahabi, XIX:587-588
ad-Dibaj al-Madzhab Fi Ma’rifati A’yan ‘Ulama’ al-Madzhab karya Ibn Farhun, hal.174-175
Thabaqat al-Mufassirin karya Imam as-Suyuthi, hal. 49
Sebagian rujukan menyebutkan tanggal lahirnya pada tahun 481 H dan wafatnya tahun 546 H. Pendapat yang ditetapkan ini sesuai dengan Siyar A’lam an-Nubala’ karya Imam adz-Dzahabi dan ulama selainnya.
(SUMBER: al-Qawl al-Mukhtashar al-Mubin Fii Manahij al-Mufassirin karya Abu Abdillah, Muhammad al-Hamud an-Najdi, hal.18-19)