Saudaraku…pada risalah kali ini, kami ingin menyampaikan kepada pembaca beberapa langkah jitu untuk meraih pahala Allah saat hendak berkunjung ke rumah Allah. Selamat membaca dan mengamalkannya.

Pertama: Menjawab seruan muadzin

Rasulullah bersabda,

إِذَا سَمِعْتُمُ النِّدَاءَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ الْمُؤَذِّنُ

“Jika kalian mendengar panggilan (yakni: adzan-ed), maka hendaklah kalian ucapkan seperti yang diucapkan oleh muadzin.” (HR. Muslim, no. 874, bersumber dari Abu Said al-Khudri)

Demikianlah Nabi kita mengatakan. Ya, jadi inilah yang hendaknya engkau upayakan saat engkau mendengar suara muadzin mengumandangkan adzan. Ya, hendaklah kalian ucapkan seperti yang diucapkan oleh muadzin. Kecuali, saat muadzin menyeru,

حَىَّ عَلَى الصَّلاَةِ …حَىَّ عَلَى الْفَلاَحِ

“Marilah shalat…Marilah menuju kebahagiaan,”
maka ucapkanlah,

لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ

“Tidak ada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah.”

Demikianlah yang diriwayatkan Abdullah bin al-Haris dari ayahnya, ia berkata, “Bahwasannya Nabi seringkali mengucapkan seperti yang diucapkan muadzin. Lalu, bila si muadzin mengumandangkan,

حَىَّ عَلَى الصَّلاَةِ حَىَّ عَلَى الْفَلاَحِ

beliau mengucapkan,

لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ

(HR. Ibnu Abi Syaibah, di dalam Mushannafnya, no.29775)

Kedua: Bershalawat dan berdoa seusai mendengar muadzin mengumandangkan adzan

Rasulullah bersabda,

إِذَا سَمِعْتُمُ الْمُؤَذِّنَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ ثُمَّ صَلُّوا عَلَىَّ فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَىَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا ثُمَّ سَلُوا اللَّهَ لِيَ الْوَسِيلَةَ فَإِنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِى الْجَنَّةِ لاَ تَنْبَغِى إِلاَّ لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللَّهِ وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا هُوَ فَمَنْ سَأَلَ لِيَ الْوَسِيلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاعَةُ

“Jika kalian mendengar muadzin (mengumandangkan adzan-ed), maka hendaknya kalian ucapkan seperti yang diucapkannya. Kemudian, bershalawatlah kepadaku. Sesungguhnya barangsiapa bershalawat kepadaku sekali, niscaya Allah bershalawat kepadanya 10 kali. Kemudian, mintalah wasilah kepada Allah untukku. Sesungguhnya al-wasilah itu suatu manzilah di Surga yang tak layak ditempati melainkan oleh seorang hamba di antara hamba-hamba Allah dan aku berharap akulah orangnya. Barangsiapa meminta wasilah untukku niscaya ia mendapatkan syafaat” (HR. Muslim, no. 875 bersumber dari Abdullah bin Amr bin al-Ash)

Rasulullah juga bersabda, Barangsiapa seusai mendengar adzan ia mengucapkan,

اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ

“‘Yaa Allah, Pemilik panggilan yang sempurna (adzan) ini dan shalat (wajib) yang didirikan. Berilah al-Wasilah dan fadilah kepada Muhammad. Dan bangkitkan beliau hingga bisa menempati maqam terpuji yang telah engkau janjikan.’ niscaya ia mendapatkan syafa’atku pada hari kiamat” (HR. al-Bukhari, no. 589 bersumber dari Jabir bin Abdullah)

Ketiga: Berwudhu dari rumah

Nu’aim bin Abdullah al-Madaniy al-Mujmiriy pernah mendengar Abu Hurairah mengatakan, “Barangsiapa berwudhu seraya memperbagus kualitas wudhunya kemudian ia keluar sengaja untuk menunaikan shalat sesungguhnya ia dalam shalat sepanjang ia secara sengaja keluar untuk melaksanakan shalat, ditulis untuknya satu kebaikan atas salah satu langkah kakinya dan dihapus kejelekannya atas langkah kakinya yang lain. Maka apabila salah seorang di antara kalian mendengar iqamat dikumandangkan janganlah ia berjalan cepat sesungguhnya yang paling besar pahalanya ialah yang jarak rumahnya paling jauh. Mereka bertanya (kepada Abu Hurairah) mengapa demikian wahai Abu Hurairah? Beliau menjawab, karena semakin banyaknya langkah (kakinya)” (HR. Imam Malik di dalam al-Muwatha, no. 87)

Keempat: Berdoa seusai wudhu

Rasulullah bersabda,

مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُبْلِغُ أَوْ فَيُسْبِغُ الْوُضُوءَ ثُمَّ يَقُولُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ إِلاَّ فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ

“Tidaklah salah seorang di antara kalian berwudhu lalu ia menyempurnakannya kemudian ia mengucapkan, ‘Aku bersaksi, bahwa tidak ada tuhan yang haq kecuali Allah, Ya Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya’ melainkan akan dibukakan pintu-pintu surga yang berjumlah 8 buah, ia dipersilahkan untuk memasukinya dari pintu mana saja yang ia kehendaki”(HR. Muslim) dalam riwayat at-Tirmidzi ada tambahan lafadz,

اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِينَ ، وَاجْعَلْنِي مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ

“Yaa Allah, jadikanlah aku termasuk orang yang banyak bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang (yang senang) bersuci.” (HR. at-Tirmidzi, no.55 bersumber dari Umar bin al-Khaththab, Syaikh al-Albani berkata: Shahih)

Kelima: Mengenakan pakaian yang indah

Allah berfirman,

يَا بَنِي آدَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) masjid…” (QS. al-A’raf: 31)

Keenam:  Membaca doa saat hendak menuju ke masjid

Dari Abdullah bin Abbas bahwa ia pernah tidur di tempat Rasulullah. Beliau bangun lalu bersiwak dan berwudhu. Beliau membaca,

إِنَّ فِى خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لأُولِى الأَلْبَابِ

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”(QS. Ali Imran: 190)

Beliau membaca ayat-ayat tersebut hingga akhir surat. Lalu, beliau shalat dua rakaat. Beliau memperlama berdiri, rukuk dan sujud. Lalu, beliau pergi kemudian tidur hingga kemudian, melakukan hal tersebut 3 kali, sebanyak 6 rakaat, setiap kali beliau hendak melakukan hal itu beliau bersiwak terlebih dahulu dan berwudhu serta membaca ayat-ayat ini. Kemudian, beliau shalat witir 3 rakaat. Tak lama kemudian, terde- ngarlah suara adzan. Lalu, beliau segera keluar untuk menunaikan shalat seraya memanjatkan doa,

اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِى قَلْبِى نُورًا وَفِى لِسَانِى نُورًا وَاجْعَلْ فِى سَمْعِى نُورًا وَاجْعَلْ فِى بَصَرِى نُورًا وَاجْعَلْ مِنْ خَلْفِى نُورًا وَمِنْ أَمَامِى نُورًا وَاجْعَلْ مِنْ فَوْقِى نُورًا وَمِنْ تَحْتِى نُورًا. اللَّهُمَّ أَعْطِنِى نُورًا

“Yaa Allah ciptakanlah cahaya di hatiku, cahaya di lidahku, cahaya di pendengaranku, cahaya di pengliha- tanku, cahaya dari belakangku, cahaya dari depanku, cahaya dari atasku, cahaya dari bawahku. Yaa Allah, berilah aku cahaya” (HR. Muslim, no. 1835)

Ketujuh: Berjalan dengan tenang

Rasulullah bersabda,

إِذَا سَمِعْتُمُ الْإِقَامَةَ فَامْشُوا إِلَى الصَّلَاةِ وَعَلَيْكُمْ بِالسَّكِينَةِ وَالْوَقَارِ وَلَا تُسْرِعُوا فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا وَمَا فَاتَكُمْ فَأَتِمُّوا

“Jika kalian mendengar iqamat, hendaklah kalian mendatangi shalat dengan tenang dan sikap yang baik (seperti: merendahkan suara, tidak menoleh kesana-kemari, dan menundukkan pandangan mata-ed), jangan tergesa-gesa. Apa yang kalian dapati, maka shalatlah dan apa yang terlewat, maka sempurnakanlah” (HR. al-Bukhari, No. 636)

Demikianlah beberapa adab menuju masjid, insyaallah edisi depan akan di bahas beberapa adab masuk masjid. (Redaksi)

[Sumber: Dirangkum dari berbagi sumber]