keluargaImam Muslim meriwayatkan dari Anas bahwa seorang tetangga Rasulullah berdarah Persia, masakan kuahnya lezat, dia membuat hidangan untuk Rasulullah, kemudian dia mengundang beliau, maka Rasulullah bertanya, “Dan ini.” Maksudnya Aisyah. Dia menjawab, “Tidak.” Nabi bersabda, “Kalau begitu, tidak.” Kemudian dia mengundang lagi, maka Rasulullah bertanya, “Dan ini.” Maksudnya Aisyah. Dia menjawab, “Tidak.” Nabi bersabda, “Kalau begitu, tidak.” Kemudian dia mengundang lagi, maka Rasulullah bertanya, “Dan ini.” Dia menjawab, “Ya.” Maka Rasulullah dan Aisyah bangkit hingga datang di rumahnya.

Anda diundang ke sebuah jamuan, walimah atau yang sepertinya, biasanya hidangan yang disediakan nikmat dan lezat, menggugah orang untuk menyantapnya, barang tentu Anda tergerak untuk hadir karena itu, di samping perasaan tidak enak kepada pengundang bila tidak datang. Bagus kalau begitu, namun saat memutuskan hadir, jangan lupa menawarkan kepada istri, ikut atau tidak ikut Atau mengajaknya secara langsung untuk menikmati rizki santapan lezat bersama, bukankah salah satu yang mendorong Anda untuk hadir adalah hidangannya? Apa Anda tega, bisa menelan dengan nikmat sementara bayangan istri yang ingin ikut bersama Anda namun Anda tak memperkenankan terlintas di benak Anda? Atau jangan-jangan dalam kondisi seperti ini Anda memang melupakannya?

Sebagian suami dengan berbagai alasan malas mengajak serta istrinya menghadiri pertemuan tertentu atau melakukan aktifitas tertentu, padahal tidak ada penghalang dan penyebab untuk mengajaknya, tak masalah sebenarnya bila istri memang lebih merasa nyaman bila tidak ikut, tetapi bagaimana bila sebaliknya, kan kasihan? Ajaklah istrimu, tak usah malu, karena Rasulullah juga tidak merasa malu dalam hal ini, bahkan beliau meminta secara terbuka kepada pengundangnya untuk memperkenankan beliau mengajak Aisyah, beliau menolak hadir manakala tuan rumah tak memperkenankan. Ini namanya sayang istri, hasrat kuat mencicipi kenikmatan berdua.

Urusan melakukan aktifitas berdua, Rasulullah memberi teladan dan contoh tidak hanya dalam urusan jamuan makan saja. Dalam urusan safar, Rasulullah juga mengajak istri-istri beliau dalam safar-safar beliau dengan mengundi mereka, kecuali saat haji wada’, mereka semuanya diajak oleh Rasulullah. Dalam urusan rumah, Rasulullah melakukan berdua. Aisyah berkata, “Aku dan Rasulullah pernah mandi bersama dari satu gayung untuk berdua (secara bergantian), lalu beliau mendahuluiku sehingga aku katakan, ‘Biarkan untukku, biarkan untukku.’ Rawi berkata, ‘Sedang keduanya dalam keadaan junub’.” Diriwayatkan oleh Muslim.

Banyak kegiatan rumah tangga yang bisa diagendakan berdua, seperti ziarah bapak ibu dan kerabat, tadarus al-Qur`an, bersih-bersih rumah, mendidik dan mengasuh anak dan masih banyak lagi. Dalam semua itu, ajaklah pasangan Anda, niscaya hubungan kalian berdua semakin mesra dan harmonis, karena terkadang kedekatan batin bermula dari kedekatan fisik. Wallahu a’lam.