no pacaranHubungan ‘pertemanan’ antara muda-mudi pra nikah, hubungan yang lumrah di masyarakat tetapi bermasalah dalam agama Islam, mayoritas anak-anak muda menjalankannya sekalipun tak ada faidah yang dipetik kecuali hanya pelampiasan nafsu belaka.

Sisi Negatif

Hubungan ini tak luput dari pelanggaran terhadap syariat berupa:

Pertama, pembicaraan berdua yang isinya hanya gombalan belaka, memang antara lelaki dengan wanita dibolehkan berbicara, tetapi hanya sebatas kebutuhan, sementara dalam pacaran, pembicaraannya hanya ha ha hi hi saja, baik pembicaraan langsung maupun melalui media.

Kedua, persentuhan di antara laki-laki dan wanita bukan mahram, jelas ini dilarang agama.

Ketiga, berboncengan motor padahal keduanya bukan mahram, bila dengan mobil maka khalwat di antara laki-laki dengan wanita bukan mahram yang ketiganya adalah setan.

Keempat, khalwat di tempat-tempat sepi untuk melampiaskan nafsu seperti bilik warnet, kos-kosan, pantai, tempat remang-remang dan lainnya, ini jelas-jelas merupakan perbuatan dosa.

Kelima, yang lebih besar, yaitu zina, hubungan suami istri haram.

Keenam, kehamilan yang bisa menyeret keduanya kepada tindak aborsi.

Ketujuh, pacaran merugikan wanita, karena sejatinya dalam pacaran wanita hanya diposisikan sebagai sasaran nafsu lelaki yang bisa diajak ke sana ke mari, dibejek sana sini sesuka hatinya.

Kedelapan, pacaran tidak menjamin menikah, padahal sebagian atau keseluruhan dari hal negatif di atas sudah terjadi, lalu apa yang tersisa dari seorang wanita bila sudah demikian?

Kesembilan, pacaran bukan jembatan baik untuk menikah, karena isinya hanya menampakkan yang baik-baik, kepura-puraan dan menjilat, masing-masing tak ingin borok dan aibnya terlihat, di samping yang melihat juga sedang buta oleh cinta nafsu sehingga walaupun borok itu dikerubuti lalat, dia tak menganggapnya sebagai borok. Padahal pernikahan yang baik, kokoh dan kuat adalah pernikahan dengan titik awal kejujuran dan keterbukaan.

Kesepuluh, pacaran menyebabkan jenuh dalam pernikahan, karena pasangan sudah tahu pasangannya sebelum menikah, yang sering adalah tahu luar dalam, bahkan terkadang dalam waktu yang lama, saat pacaran adalah saat bulan madu, maka begitu menikah, yang ada adalah bulan jenuh, dan selanjutnya tak perlu waktu lama, tanda-tanda selingkuh mulai nampak.

Jadi, bila Anda ingin kehidupan rumah tangga yang baik dan kokoh, dan yang paling penting diridhai Allah maka jangan pakai cara ini, sudah jadul, usang patut dikubur, dan tak bermutu. Wassalam.