imannPembaca yang budiman, pada edisi sebelumnya telah disajikan bahasan mengenai iman kepada Allah sebagai dasar iman yang pertama, maka berikut ini adalah bahasan mengenai dasar iman yang kedua, yaitu “Iman Kepada Malaikat”.

Siapakah Malaikat itu ?

Secara bahasa مَلاَئِكَةٌ bentuk jama’ dari مَلَكٌ. Ia berasal dari kata أَلُوْكَةُ (risalah), ada yang menyatakan dari لأَكَ (mengutus), dan ada pula yang berpendapat selain dari keduanya.

Allah berfirman:

الْحَمْدُ لِلَّهِ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ جَاعِلِ الْمَلَائِكَةِ رُسُلًا أُولِي أَجْنِحَةٍ مَثْنَى وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ يَزِيدُ فِي الْخَلْقِ مَا يَشَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

“Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. al-Fathir: 1)

Malaikat Makhluk yang Taat

Secara istilah malaikat adalah salah satu jenis makhluk Allah yang dimuliakan dan selalu taat, patuh kepada-Nya serta mengerjakan semua tugas-tugas-Nya. Allah berfirman:

وَمَنْ عِنْدَهُ لَا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَلَا يَسْتَحْسِرُونَ  يُسَبِّحُونَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لَا يَفْتُرُونَ

“Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” (QS. al-Anbiya`: 19-20)

Malaikat Tercipta dari Cahaya

Rasulullah bersabda :

خُلِقَتِ الْمَلاَئِكَةُ مِنْ نُورٍ وَخُلِقَ الْجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ وَخُلِقَ آدَمُ مِمَّا وُصِفَ لَكُمْ

“Para Malaikat diciptakan dari cahaya, para jin diciptakan dari nyala api tanpa asap, dan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah dijelaskan sifatnya kepada kalian.” (HR. Muslim, no. 7687)

Unsur-Unsur Keimanan Kepada Malaikat

Dalam hal keimanan kepada malaikat harus ada beberapa unsur berikut ini:

  1. Mengimani wujud (keberadaan)nya.
  2. Mengimani nama-nama mereka seperti yang kita kenal sebagaimana yang termaktub di dalam al-Qur’an dan as-Sunnah, maupun terhadap nama-nama yang tidak kita kenal.
  3. Mengimani sifat-sifat mereka seperti sifat bentuk Jibril yang mempunyai 600 sayap yang menutup ufuk sebagaimana yang penah dilihat Nabi.
  4. Mengimani tugas-tugas yang diperintahkan Allah kepada mereka yang sudah kita ketahui, seperti bertasbih, menyembah Allah siang dan malam tanpa merasa letih dan yang lainnya.

Oleh karena itu, keberadaan malaikat, nama-namanya yang Allah dan rasul-Nya jelaskan, wajib kita imani dan tetapkan, sedangkan yang tidak, kita kembalikan kepada yang Maha Mengetahui. Begitu pula tugas-tugas atau sifat malaikat yang dijelaskan oleh Allah dan rasul-Nya, wajib kita tetapkan, sedangkan yang tidak, maka kita kembalikan kepada-Nya.

Beberapa Contoh Tugas Malaikat

Di antara para Malaikat ada yang mempunyai tugas-tugas tertentu, sebagaimana yang ditunjukkan dalam al-Qur’an dan sunnah, misalnya:

1.      Menyampaikan wahyu

Allah berfirman, yang artinya, “Dia dibawa turun oleh ar-Ruh al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan.” (QS. asy-Syuara`: 193-194)

2.      Meniup sangka kala di hari kiamat

Allah berfirman, yang artinya, “Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lain, kemudian ditiup lagi sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya.” (QS. al-Kahfi: 99)

3.      Menjaga dan Menulis Semua Perbuatan Manusia

Allah berfirman, yang artinya, “Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-Infithar: 10-12)

4.      Mencabut Nyawa

Allah berfirman, yang artinya, “Katakanlah, Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.” (QS. as-Sajdah: 11)

5.      Menjaga Neraka dan Surga

Allah berfirman, yang artinya, “Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya, ‘Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?’ Mereka menjawab, ‘Benar (telah datang).’ Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir. Dikatakan (kepada mereka), ‘Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya.’ Maka neraka Jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri. Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam Surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke Surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya, ‘Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! Maka masukilah Surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya.’” (QS. az-Zumar: 71-73)

Buah Iman Kepada Malaikat

Pembaca yang budiman, keimanan kepada malaikat juga memberikan buah yang baik di antaranya, yaitu:

  1. Mengetahui keagungan Allah, kekuatan-Nya, dan kekuasaan-Nya. Kebesaran makhluk pada hakikatnya adalah dari keagungan sang pencipta.
  2. Syukur kepada Allah atas perhatian-Nya terhadap manusia sehingga menguasai malaikat untuk memelihara, mencatat amal-amal dan berbagai kemaslahatan yang lain.
  3. Cinta kepada para malaikat karena ibadah yang mereka lakukan kepada Allah.
  4. Berusaha untuk selalu taat dan meningkatkan ketaatan kepada Allah sebagaimana para malaikat senantiasa taat kepada Allah.
  5. Senantiasa menyadari bahwa setiap apa yang kita lakukan atau kita ucapkan senantiasa ada yang mencatatnya dengan baik.
  6. Merasa takut dimasukkan ke dalam Neraka, karena penjaga-penjaganya sebagaimana yang Allah beritakan dalam firman-Nya, yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. at-Tahrim: 6)

Demikianlah bahasan singkat mengenai dasar iman yang kedua. Semoga Allah mengaruniakan taufiq kepada kita untuk semakin meningkatkan ketaatan kepada Allah . Amiin

Pada edisi  berikutnya akan dilanjutkan dengan bahasan mengenai dasar-dasar iman yang ketiga, yaitu “Iman Kepada   Kitab-kitabNya”. Wallahu a’lam

Referensi

  1.  At- Tauhid Lishshoffi ats-tsaniy al-‘Aliy, Tim Ahli Tauhid
  2. Syarah Ushulil Iman, Ibnu Utsaimin.
  3. Syarah al-Aqidah al-Wasithiyah, Ibnu Utsaimin, Dll.

Oleh : Amar Abdullah

 

Sumber: majalah shafa