JapanTOKYO– Lelah dengan kehidupan dunia dengan berbagai hura-hura tanpa ada akhir yang pasti, membuat banyak warga Jepang mulai melirik dan mendalami ajaran agama Islam. Pendalaman ajaran agama Islam ini dilakukan tidak lain sebagai bentuk penyeimbangan antara kehidupan dunia dan keyakinan beragama.

“Ini tak lain merupakan wahyu ilahi”, ujar Masashi Nagano, Senin (17/12) kepada The Japan Times.

Masashi Nagano, seorang pemuda muslim Jepang berusia 28 tahun lahir dan dibesarkan dalam lingkungan yang kental dengan nuansa Budha dan Shinto. Hanya saja Nagano kecil rupanya tidak tertarik dengan dua kepercayaan yang ada di Jepang tersebut bahkan cenderung membencinya.

Namun fakta tersebut mulai bergeser ketika pada tahun 2008 Nagano mulai banyak bergaul dengan warga muslim Jepang. Waktu itu ia juga sedang menyelesaikan program pasca sarjananya. Ia pun mulai membaca dan mempelajari Al-Quran sebagai bagian dari studi anthropologi-nya. Kini Nagano ikut andil dan berperan aktif dalam sebuah program rehabilitasi penyembuhan luka traumatic yang difasilitasi oleh Universitas Tohoku.

Hal yang sama juga terjadi pada Mimasaka Higuchi, mantan ketua Asosiasi Muslim Jepang. Ia jauh lebih dahulu mengenal Islam daripada Nagano. Higuchi, kakek berusia 76 tahun ini pada mulanya mendapatkan kesempatan untuk belajar bahasa arab di Universitas Al-Azhar pada tahun 1963. Ia yang awalnya hanya berniat mempelajari bahasa arab akhirnya tersentuh dengan keindahan dan kesempurnaan ajaran agama Islam.

Dikutip dari onislam, ajaran agama Islam sendiri dilaporkan hadir di Jepang sekitar tahun 1920 melalui imigrasi beberapa ratus Muslim Turki pasca revolusi Rusia. Pada tahun 1930, umat Islam di Jepang berkisar 1000 orang dari berbagai macam daerah. Kini Jepang adalah rumah bagi komunitas Muslim yang berjumlah sekitar 120.000 Muslim, dari total 127 juta penduduk Jepang.

[Sumber: www.gemaislam.com]