(Pada suatu hari) Tufaili menemani seorang laki-laki dalam safar (bepergian), maka laki-laki itu berkata: “Pergilah, dan belilah daging untuk kita”.

Tufaili berkata: “Tidak bisa, demi Allah aku tidak sanggup (sangat capek)”.

Maka laki-laki itupun pergi membelinya. Ketika ia datang, ia berkata: “Bangunlah, dan masaklah”.

Tufaili berkata: “Aku tidak bisa memasak (dengan baik)”.

Maka Laki-laki itupun memasak daging itu.

Kemudian laki-laki itu berkata: “Bangunlah, dan potong-potonglah (daging itu) kemudian masukanlah kedalam kuah”.

Tufaili berkata: “Saya sungguh sangat malas”.

Maka laki-laki itupun memotong-motong daging dan memasukannya kedalam kuah.

Laki-laki itu berkata lagi: “(Ayo) bangunlah, dan tuangkan (hidangkan) dagingnya”

Tufaili berkata: “(Aduh) aku takut, danging itu tumpah dan mengenai bajuku”.

Maka laki-laki itu menuangkan danging tersebut, kemudian ia berkata: “Sekarang makanlah”.

Maka Tufaili berkata: “Sungguh demi Allah, Aku malu banyak menyelisihimu (maka aku tidak ingin menyelisimu lagi, apalagi dalam masalah ini -red)”. Kemudian iapun mendekat dan melahabnya.

[Sumber: Ahla Hikayat Min Kitab al-Adzkiyaa Pdf, hal. 60, Ibnul Jauzi. Lihat http://www.4shared.com/office/DXMGxQDL/______.html]