agungBerbicara mengenai keagungan Allah Ta’ala, adalah hal yang akan menjadikan kita tertunduk dan takut kepada-Nya. Allah Ta’ala Maha Agung dengan keagungan dan kebesaran yang tiada tanding dan banding serta tidak terbayang oleh akal dan pikiran kita. Semua yang ada di alam semesta adalah milik Allah Ta’ala dan di bawah pengaturan-Nya Ta’ala.

Keagungan dan kebesaran Allah Ta’ala disebutkan dalam banyak ayat al-Qur’an maupun Hadits Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam. Berikut kami sebutkan di antaranya yaitu,

 1. Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian siang dan malam ada (tanda-tanda kebesaran Allah) bagi orang-orang yang memiliki akal.” (QS. Ali ‘Imran: 190).

 2. Juga dalam firman-Nya yang lain, artinya, “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam dan siang, serta bahtera yang berjalan di lautan yang bermanfaat bagi manusia, dan apa yang telah Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.” (QS. al-Baqarah: 164).

3. Dalam sebuah hadits dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Seorang rahib datang kepada Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam lalu dia berkata, “Ya Muhammad, kami mendapati (dalam Injil) bahwa Allah Ta’ala meletakkan langit-langit di atas satu jari, seluruh bumi di atas satu jari, pohon-pohon di atas satu jari, air dan tanah di atas satu jari, dan seluruh makhluk sisanya di atas satu jari. Lalu Dia berfirman, “Akulah Raja.” Maka Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam tertawa hingga nampak gigi serinya sebagai pembenaran terhadap perkataan rahib tersebut. Kemudian beliau membaca ayat,

[sc:BUKA ] وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّمَوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ[sc:TUTUP ]

“Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya. Padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.” (HR. al-Bukhari no. 4437 dan Muslim no. 4992).

 4. Dalam sebuah hadits Qudsi Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman, “Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan diri-Ku untuk berbuat zhalim dan perbuatan zhalim itu pun Aku haramkan di antara kalian. Oleh karena itu, janganlah kalian saling berbuat zhalim! Wahai hamba-hamba-Ku, kalian seluruhnya berada dalam kesesatan kecuali orang yang telah Aku beri petunjuk. Oleh karena itu, mohonlah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku akan memberikan hidayah kepada kalian! Wahai hamba-hamba-Ku, kalian seluruhnya berada dalam kelaparan kecuali orang yang telah Aku beri makan. Oleh karena itu, mintalah makan kepada-Ku, niscaya Aku akan memberi makan kepada kalian! Wahai hamba-hamba-Ku, kalian seluruhnya adalah telanjang dan tidak mengenakan sehelai pakaian, kecuali orang yang Aku beri pakaian. Oleh karena itu, mintalah pakaian kepada-Ku, niscaya Aku akan memberi pakaian kepada kalian! Hai hamba-hambaKu, kalian seluruhnya senantiasa berbuat salah di malam dan siang hari, sementara Aku Maha me- ngampuni segala dosa dan kesalahan. Oleh karena itu, mohonlah ampunan kepada-Ku, niscaya aku akan mengampuni kalian! Wahai hamba-hambaKu, kalian seluruhnya tidak akan dapat menimpakan mara bahaya sedikitpun kepada-Ku, karenanya kalian tidak akan bisa melakukannya. Dan kalian sekalian tidak akan dapat memberikan manfaat sedikitpun kepada-Ku, karenanya kalian tidak akan dapat melakukannya. Wahai hamba-hamba-Ku, seandainya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang belakangan serta seluruh manusia dan jin di antara kalian, semuanya berada pada tingkat ketakwaan yang paling tinggi, maka hal itu sedikit pun tidak akan menambahkan kekuasaan-Ku. Wahai hamba-hamba-Ku, seandainya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang belakangan serta seluruh manusia dan jin di antara kalian, semuanya berada pada tingkat kedurhakaan yang paling buruk, maka hal itu sedikitpun tidak akan mengurangi kekuasaan-Ku. Wahai hamba-hamba-Ku, seandainya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang belakangan serta seluruh manusia dan jin di antara kalian, semuanya berdiri di atas satu dataran untuk memohon kepada-Ku, kemudian masing-masing Aku penuhi permintaannya, maka hal itu tidak akan mengurangi sedikit perbendaharaan yang ada di sisi-Ku, melainkan hanya seperti jarum yang menyerap air ketika dimasukkan ke dalam lautan. Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya semua ini hanyalah amal kalian sendiri, yang Aku kumpulkan untuk kalian kemudian Aku akan memberikan balasannya atasnya. Karenanya barangsiapa yang mendapati kebaikan maka hendaklah ia memuji Allah, dan barangsiapa yang mendapati selain itu (yakni kejelekan), maka janganlah ia mencela kecuali dirinya sendiri.” (HR. Muslim no. 2577).

 5. Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu sesungguhnya ia berkata, “Antara langit dunia dan langit berikutnya jaraknya adalah perjalanan yang ditempuh selama 500 tahun, antara masing-masing langit juga 500 tahun, antara langit lapis tujuh sampai tahta Kursi ini 500 tahun, antara tahta Kursi sampai air ini 500 tahun, dan ‘Arsy itu di atas air. Allah di atas ‘Arsy. Dia bisa melihat semua amal kalian.” (Diriwayatkan ad-Darimi dalam al-Radd Ala al-Jahmiyah, hal 26-27, ath-Thabrani dalam al-Kabir, IX/228, Abu Syaikh dalam al-’Azhamah, II/689, al- Baihaqi dalam al-Asma wa al-Shifat, II/290, dll).

 6. Abu Dzar radhiyallahu anhu berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda,’

[sc:BUKA ]مَا الْكُرْسِيُّ فِي الْعَرْشِ إلَّا كَحَلْقَةٍ مِنْ حَدِيدٍ أُلْقِيَتْ بَيْن ظَهْرَيْ فَلَاة مِنْ الْأَرْض[sc:TUTUP ]

“Tahta Kursi dibanding ‘Arsy itu laksana sebuah lingkaran besi yang dilempar di tengah-tengah tanah lapang yang sangat luas.” (Dishahihkan oleh al-Albani dalam Syarah al-Aqidah at-Thahawiyah).

Perintah Untuk mengagungkan Allah Ta’ala

Dalam beberapa ayat al-Qur’an banyak yang memerintahkan untuk mengagungkan Allah Ta’ala, di antaranya,

 1.Firman Allah Ta’ala, artinya, “Dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.” (QS. al-Isra: 111).

 2. Firman Allah Ta’ala, artinya, “Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. al-Baqarah: 185).

 3. Dan firman-Nya Ta’ala, artinya, “Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS al-Hajj: 37)

 Kesimpulan

1. Ayat dan hadist di atas menunjukkan keagungan dan kebesaran Allah Ta’ala dan menunjukkan kekuasaan Allah Ta’ala. Allah tunjukkan sifat-sifat-Nya dan keajaiban makhluk-makhluk-Nya kepada para hamba.

 2. Keagungan dan kebesaran Allah Ta’ala menunjukkan kesempurnaan Allah Ta’ala yang tidak memiliki cacat sekalipun, dan ini mengharuskan kita untuk menjadikan Allah Ta’ala satu-satunya yang berhak diibadahi dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dia-lah yang hak dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah itulah yang batil; dan sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Luqman: 30).

 3. Seluruh makhluk Allah Ta’ala baik itu langit, bumi dan seluruh isinya adalah sangat kecil dibandingkan Allah Ta’ala.

 4. Perintah untuk mengagungkan Allah Ta’ala dengan sebenar-benarnya. Hal ini dengan beribadah kepada-Nya tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatupun.

 Demikianlah pembahasan tentang dalil keagungan dan kebesaran Allah Ta’ala agar kita semakin mengenal Tuhan kita dan semakin giat beribadah kepada-Nya dan menjauhi segala macam kesyirikan. Wallahu a’lam bish shawab. (Redaksi)

 [Sumber: Diambil dari berbagai sumber]