qurannJAKARTA – Lantunan ayat-ayat dari potongan surat Ali Imran mengalir dari mulut Muhammad Luthfi (12 tahun). Raut mukanya sedikit malu-malu karena disaksikan banyak orang di ruang pertemuan Hotel Balairung, Matraman, Jakarta sebagai tempat penyelenggaraan Musabaqah Hafalan Qur’an dan Hadits tingkat nasional.

Meski begitu, Luthfi tak menemukan kesulitan melantunkan kalam Ilahi tanpa melihat teks. Duta Besar Arab Saudi dan Atase Keagamaan yang berada di sampingnya bahkan langsung memberikan pujian.

Luthfi merupakan salah satu peserta termuda dalam kompetisi yang diselenggarakan Kantor Atase Agama Kedutaan Besar Arab Saudi di Indonesia dan Kementerian Agama Republik Indonesia.

Luthfi datang ke ibukota untuk mewakili Medan, Sumatera Utara. Meski masih berusia belia, ia sudah bersaing dalam kategori paling bergengsi di kompetisi itu, yaitu kategori 30 juz.

“Luthfi mulai menghafal sejak umur lima tahun,” ujar ayah Luthfi, Abdul Hadi (40 tahun) kepada Republika.

Luthfi sendiri hanya butuh waktu sekitar empat tahun untuk menghafalkan seluruh ayat Alquran karena pada umur sembilan tahun, ia sudah khatam menghafal Alquran.

Luthfi adalah anak ketiga dari pasangan Abdul Hadi dan Ahliya (35). Abdul Hadi berkata, peran ibunda Luthfi sangat besar untuk keberhasilan itu. “Istri saya sangat telaten membimbing hafalan anak-anak. Seluruh anak saya, memang dididik untuk bisa hafal Alquran,” ujar Abdul Hadi.

Abdul Hadi menyampaikan, peran ibu dalam mendidik anak sangat besar. Ini karena para ibu, terutama ibu rumah tangga memiliki kesempatan bertemu anak yang lebih besar. Meski memiliki keistimewaan, Abdul Hadi mengaku, kegiatan Luthfi sehari-hari layaknya anak kecil pada umumnya.

“Ya kadang-kadang bandel juga, tapi bandelnya masih dalam batas wajar,” ujarnya.

Dalam perbincangan dengan ayahnya, Luthfi tak banyak berbicara. Bocah kecil itu hanya mengembangkan senyum malu ketika ditanya tujuannya menghafal Alquran.

“Yang pasti untuk mencintai dan menjaga Alquran,” ujar Abdul Hadi.

 

Sumber: Republika