lalaLafazh لَعَلَّ dan عَسَى digunakan untuk menunjukkan makna raja’ (harapan/berharap) dan thama’ (kenginan) dalam perkataan sesama manusia jika mereka meragukan beberapa hal yang masih bersifat kemungkinan, namun tidak dapat memastikan mana yang terjadi di antaranya. Adapun jika dikaitkan dengan firman Allah maka ada beberapa pendapat:

1. Pertama: Menunjukkan sesuatu hal yang sudah pasti terjadi, sebab penisbatan segala sesuatu kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah penisbatan yang mengandung kepastian dan keyakinan.

2. Kedua: Menunjukkan makna harapan sebagaimana makna aslinya, jika dilihat dari sudut Mukhathab (lawanbicara).

3. Ketiga: Kedua lafazh tersebut, di banyak tempat (dalam al-Qur’an) menunjukkan ta’lil (alasan), seperti dalam ayat:

وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَّكَ عَسَى أَن يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُودًا {79}

” Dan pada sebagian malam hari shalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Rabb-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Israa’: 79)

Dan firman-Nya:

قُل لاَّيَسْتَوِي الْخَبِيثُ وَالطَّيِّبُ وَلَوْ أَعْجَبَكَ كَثْرَةُ الْخَبِيثِ فَاتَّقُوا اللهَ يَاأُوْلِي اْلأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ {100}

” Katakanlah:”Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertaqwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al-Maaidah: 100)

(Sumber: Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, putsaka al-Kautsar hal.261-262, terjemahan dari مباحث في علوم القرآن karya Syaikh Manna al-Qaththan. Diposting dengan sedikit tambahan oleh Abu Yusuf Sujono)