jaalaLafazh جعل dalam al-Qur’an datang dalam banyak makna, di antaranya:

Yang pertama: Bermakna سَمَّى (menamai/memberi nama) seperti firman-Nya Subhanahu wa Ta’ala:

الَّذِينَ جَعَلُوا الْقُرْءَانَ عِضِينَ {91}

” (yaitu) Orang-orang yang telah menjadikan al-Qur’an itu terbagi-bagi.” (QS. Al-Hijr: 91) (sebagian mereka mengatakan al-Qur’an sihir, dongeng dan lain-lain)

Maksudnya mereka menamakannya (al-Qur’an) sebuah kedustaan. Dan firman-Nya Subhanahu wa Ta’ala:

وَجَعَلُوا الْمَلاَئِكَةَ الَّذِينَ هُمْ عِبَادُ الرَّحْمَنِ إِنَاثًا … {19}

” Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan….” (QS. Az-Zukhruf: 19) Menurut salah satu pendapat.

Dan ini didukung oleh firman-Nya Subhanahu wa Ta’ala:

إِنَّ الَّذِينَ لاَيُؤْمِنُونَ بِاْلأَخِرَةِ لَيُسَمُّونَ الْمَلاَئِكَةَ تَسْمِيَةَ اْلأُنثَى {27}

” Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, mereka benar-benar menamakan malaikat itu dengan nama perempuan).” (QS. An-Najm: 27)

Yang Kedua: Bermakna أَوْجَدَ (membuat) dan membutuhkan satu objek penderita. Dan beda antara kata ini dengan kata خلق (menciptakan) adalah bahwa kata خلق terkandung di dalamnya makna perencanaan/perkiraan, dan terjadi tanpa ada sesuatu yang mendahului, yang mana tidak ada unsur (bahan dasar) ataupun sebab inderawi yang mendahuluinya, berbeda halnya dengan kata أَوْجَدَ.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

الْحَمْدُ للهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ …{1}

” Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi, dan mengadakan gelap dan terang (cahaya)….” (QS. An-An’am: 1)

Karena gelap dan cahaya hanya muncul dari benda-benda, sehingga ia (gelap dan terang/cahaya) ada karena keberadaannya (benda-benda tersebut) dan tiada (hilang) dengan ketiadaannya.

Yang Ketiga: Bermakna memindahkan dari satu kondisi ke kondisi yang lain dan bermakna merubah (dari satu benda ke benda yang lain), maka untuk makna yang seperti ini ia membutuhkan dua objek penderita, baik secara inderawi, seperti dalam firman-Nya:

الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأَرْضَ فِرَاشًا … {22}

” Dialah Yang merubah bumi menjadi hamparan bagimu ….” (QS. Al-Baqarah: 22)

Atau secara akal, seperti dalam firman-Nya Subhanahu wa Ta’ala:

أَجَعَلَ اْلأَلِهَةَ إِلَهًا وَاحِدًا … {5}

” Mengapa ia menjadikan ilah-ilah (yang banyak) itu menjadi Ilah Yang Satu ….” (QS. Shaad: 5)

Yang Keempat: Bermakna keyakinan (meyakini) seperti dalam firman-Nya Subhanahu wa Ta’ala:

وَجَعَلُوا للهِ شُرَكَآءَ الْجِنَّ … {100}

” Dan mereka (orang-orang Musyrik) menjadikan (meyakini) jin itu sekutu bagi Allah, …” (QS. An-An’am: 100)

Yang Kelima: Bermakna menghukumi/menetapkan sesuatu dengan sebuah hukum, baik haq (benar) ataupun bathil (tidak). Adapun yang haq seperti dalam firman-Nya Subhanahu wa Ta’ala:

… إِنَّا رَآدُّوهُ إِلَيْكِ وَجَاعِلُوهُ مِنَ الْمُرْسَلِينَ {7}

” … Karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul.” (QS. Al-Qashash: 7)

Sedangkan yang bathil (menghukumi/menetapkan sesuatu dengan kebatilan) seperti dalam firman-Nya Subhanahu wa Ta’ala:

وَجَعَلُوا للهِ مِمَّا ذَرَأَ مِنَ الْحَرْثِ وَاْلأَنْعَامِ نَصِيبًا … {136}

” Dan mereka memperuntukkan (menetapkan) bagi Allah satu bahagian dari tanaman dan ternak yang telah diciptakan Allah….” (QS. An-An’am: 136)

(Sumber:مباحث في علوم القرآن Syaikh Manna’ al-Qaththan, Maktabah al-Ma’arif Riyadh hal. 217-218)