Setiap muslim berharap rumah tangganya baik dan bahagia, Anda tentu belum lupa saat akad nikah, tekad Anda saat itu adalah membentuk rumah tangga yang samara, sakinah mawaddah wa rahmah, pak ustadz yang memberi taushiyah juga menyinggung hal yang sama, para hadirin yang menyaksikan juga mendoakan hal yang sama untuk Anda. Namun semua itu terasa tak berarti manakala setelah menikah tidak diikuti dengan langkah-langkah dan sikap-sikap konkrit untuk mewujudkan angan-angan mulia itu. Karena bagaimana pun sebuah kebaikan memiliki sebab-sebab yang patut diwujudkan dan mempunyai perusak-perusak yang patut dienyahkan, dengan itu kebaikan akan terealisasikan.

Orang Dengan Akhlak Buruk

Akhlak adalah tabiat dan sifat yang keluar spontan dari seseorang, ia bisa menular. Jika Anda mengizinkan orang dengan akhlak buruk niscaya dia akan menularkannya kepada keluarga Anda. Sebagai pemimpin rumah tangga ini adalah tanggung jawab anda. Anda punya hak untuk menolak atau tidak mengizinkan orang seperti ini untuk masuk ke rumah Anda.

Perhatikanlah teman-teman istri dan anak Anda, jangan sampai kecolongan, sebab teman bisa seperti makanan, ia bisa membuat sakit bahkan meracuni. Nabi saw mengumpamakan teman buruk dengan pandai besi yang bisa membakar rumahmu atau bajumu atau minimal kamu tertular baunya yang tidak sedap.

Seorang penyair berkata,

لاَ تَجْلِسْ إِلىَ أَهْلِ الدَنَايَا
فَإِنَّ أَخْلاَقَ السُفَهَاء تُعْدِى

Jangan bergaul dengan orang-orang tercela
Karena akhlak orang-orang tercela itu menular

Penyair lain berkata,

عَـنِ الْمَرْءِ لاَ تَسْأَلْ وَاسْأَلْ عَنْ قَرِيْنِهِ
فَكُلُّ قَرِيْنٍ بِالمُقَارِنِ يَقْتَدِى

Tentang seseorang jangan bertanya, bertanyalah tentang kawannya
Karena semua kawan meneladani kawannya

Dari Ibnu Abbas berkata, “Nabi saw melaknat laki-laki yang kebanci-bancian dan perempuan yang kelaki-lakian. Nabi saw bersabda, ‘Usirlah mereka dari rumah-rumah kalian.’ Ibnu Abbas berkata, ‘Maka Nabi saw mengeluarkan si fulan dan Umar mengeluarkan si fulan.” (HR. Al-Bukhari).

Dalam riwayat al-Bukhari dari Aisyah dan Ummu Salmah bahwa seorang laki-laki kebanci-bancian datang kepada keluarga Nabi saw, mereka menganggapnya termasuk ghairu ulil irbah (lihat surat an-Nur ayat 31). Nabi saw datang kepada Salamah di mana pada saat itu dia bersama saudara laki-lakinya Abdullah bin Abu Umayah dan seorang laki-laki kebanci-bancian. Si banci ini berkata, “Hai Abdullah, jika Allah menaklukkan kota Thaif untuk kalian maka kamu harus mendapatkan anak perempuan Ghailan karena ia datang dengan empat dan pergi dengan delapan.” Nabi saw yang mendengar ucapan tersebut bersabda, “Wahai musuh Allah kamu telah melihatnya secara mendalam.” Kemudian beliau bersabda kepada Ummu Salamah, “Orang ini jangan datang lagi kepadamu.”

Hal di atas bila orang buruk akhlaknya adalah orang luar, relatif lebih mudah bagi Anda mengusirnya, sekarang bagaimana bila manusia buruk akhlak itu adalah anggota keluarga dan bagian yang tak terpisahkan darinya? Anak atau istri atau kerabat yang tinggal bersama Anda atau mungkin Anda sendiri? Tentu Anda tidak bisa membuangnya dan menjauhkannya dari keluarga, sebaliknya yang harus Anda lakukan adalah mempreteli tabiat dan sifat buruknya, ini tentu tidak mudah, sekalipun juga tidak mustahil, berusahalah dengan keras dan jujur, lebih-lebih bila hal ini terkait dengan diri Anda sendiri. Bagaimana?

Rokok

Bahaya rokok bukan perkara yang diperdebatkan, hanya orang-orang yang akalnya tertutup kabut rokok saja yang masih ngeyel mendebat, maklum hawa nafsu, kesenangan yang memperbudak, tak pandang orang yang katanya berilmu dan cendekia, terlepas dari orang-orang seperti ini, siapapun mengakui bahayanya, bagaimana tidak, sementara pembuatnya sendiri telah mengakui dan memperingatkan, menulis di bungkusnya, “Merokok dapat merugikan …” dan seterusnya, dan kalau Anda bertanya kepada dokter atau para pakar kesehatan maka penulis jamin tidak ada seorang pun dari mereka kecuali mengakui bahaya rokok.

Di samping itu jika Anda adalah perokok di rumah, di samping Anda meracuni diri sendiri, Anda juga meracuni anak-anak dan istri Anda, karena sebagai perokok pasif yang kata para pakar ahli lebih berbahaya daripada Anda sebagai perokok aktif, lebih-lebih perbuatan Anda ini bisa ditiru oleh anak-anak Anda. Teladan yang buruk.

Perokok telah menutup pintu rumahnya dari malaikat rahmat karena aroma busuknya mengganggu mereka, bagaimana tidak, jika Nabi saw telah melarang orang yang makan bawang merah dan bawang putih mendekati masjid dan beliau menjelaskan alasannya yaitu karena malaikat merasa terganggu dengan baunya yang tidak sedap, lalu bagaimana dengan bau rokok? Bukankah lebih buruk?

Syaikh al-Albani menulis di catatan kaki Shahih at-Targhib wat at-Tarhib 1/350 terjemah terbitan Darul Haq Jakarta yang bunyinya begini, “Lihatlah wahai saudaraku – semoga Allah melindungimu dari semua yang berbau busuk – bagaimana Nabi melarang orang yang makan bawang merah, bawang putih atau selain keduanya yang memiliki bau busuk di mana para malaikat terganggu karenanya untuk mendekati masjid. Apakah terbayang di benakmu bahwa perokok tidak termasuk ke dalam larangan ini (padahal) bau rokok lebih buruk dari keduanya? Padahal makan bawang putih dan bawang merah tidaklah berdampak negatif, justru banyak gunanya, sementara rokok adalah membahayakan tanpa ada manfaatnya. Semoga Allah memberi kita keselamatan. Munir ad-Dimisyqi.”

Semoga Allah memperbaiki rumah kita semua dan rumah-rumah kaum muslimin. Amin. Wallahu a’lam. Izzudin K. bin Abu Khair.