Pertanyaan:

Apakah makna sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

اَللّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ

“Ya Allah janganlah Engkau mencegah untuk kami pahalanya.” HR. Ahmad, al-Musnad (4/79), Abu Daud, Kitab al-Jana’iz,Bab ad-Du’a Li al-mayyit (3201), Ibnu Majah, Kitab al-Jana’iz, Bab Ma Ja’a Fi ad-Du’a fi ash-Shalat Ala al-Janazah (1498).

Jawaban:

Sudah jelas bahwa yang menshalatkan jenazah mendapat pahala berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

مَنْ شَهِدَ الْجَنَازَةَ حَتَّى يُصَلِّيَ فَلَهُ قِيرَاطٌ وَمَنْ شَهِدَ حَتَّى تُدْفَنَ كَانَ لَهُ قِيرَاطَانِ قِيلَ وَمَا الْقِيرَاطَانِ قَالَ مِثْلُ الْجَبَلَيْنِ الْعَظِيمَيْنِ

“Barangsiapa yang menghadiri jenazah hingga menshalatkannya, maka baginya pahala satu qirath. Dan barangsiapa yang menghadirinya hingga dikuburkan maka baginya pahala dua qirath.’ Ada yang bertanya, ‘Apakah makna dua qirath?’ Beliau menjawab, ‘Seperti dua gunung yang besar.” HR. al-Bukhari, Kitab Al-Jana’iz, Bab Man Intazhara Hatta Tudfan ( 1325), dan Muslim, Kitab al-Jana’iz, Bab Fadhlu ash-shalati Ala al-Janazah (52) (945).

Maka makna, “Ya Allah janganlah Engkau mencegah untuk kami pahalanya” adalah janganlah Engkau halangi kami untuk mendapatkan pahala menshalatkannya. Apabila seseorang mendapat musibah dengan (kematian)nya, maka makna “Janganlah Engkau mencegah untuk kami pahalanya” adalah pahala musibahnya dan pahala menshalatkannya.

[Sumber: Fatwa-fatwa Lengkap Seputar Jenazah [edisi Indonesia], Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, Disusun oleh Syaikh Fahd bin Nashir as-Sulaiman, Pustaka Darul Haq Jkt].