Saudaraku…
Telah berlalu dari kita semuanya musim nan mulia dari musim-musim ketaatan, hari-hari nan agung dari hari-hari ibadah, yaitu musim Ramadhan yang penuh berkah, hari-harinya yang mulia dan malam-malamnya yang utama.

Akan tetapi seorang muslim wajib mewaspadai bahwa ibadah kepada Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى dan berlomba melakukan ketaatan serta bersungguh-sungguh dalam melakukan hal-hal yang diridhai Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى tidaklah berhenti pada suatu bulan atau hari-hari tertentu. Karena itu, meskipun bulan Ramadhan yang penuh berkah telah usai, sesungguhnya ibadah seseorang tidaklah usai. Meskipun hari-harinya yang penuh berkah dan malam-malamnya yang utama telah usai, sesungguhnya amal-amal kebaikan tidak akan selesai. Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى berfirman di dalam kitab-Nya yang agung,

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

“Dan sembahlah Tuhanmu sampai perkara yang diyakini datang kepadamu.”

(al-Hijr: 99)

Perkara yang diyakini itu adalah al-Maut (kematian). Maka, seorang muslim diminta untuk melanggengkan ketaatannya kepada Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى, terus melanjutkan ibadahnya kepada Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى hingga Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى mematikan dirinya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.”

(Ali Imran: 102)

Yakni, kerahkanlah segenap kesungguhan kalian dalam beribadah kepada-Nya dan saling berlombalah kalian dalam melakukan hal-hal yang diridhai-Nya hingga kalian mati di atas hal tersebut. Dan termasuk hal yang telah dimaklumi oleh setiap orang bahwa dirinya tidak tahu kapankah akhir hidupnya dan kapankah datang ajalnya. Dan oleh karena ini, sesungguhnya seorang muslim itu diminta untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian pada setiap waktu dan kesempatan.

Sehingga, ia selalu saja menjaga keadaannya di atas ketaatan kepada Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى, bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى, melaksanakan apa-apa yang Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى perintahkan sesuai dengan kesanggupannya, menjauhkan diri dari apa yang Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى larang dan yang diharamkan-Nya berupa perbuatan-perbuatan yang diharamkan, kefasikan dan dosa-dosa.

(Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-‘Abbad-حَفِظَهُ اللهُ تَعَالَى., “ Al-Hatstsu ‘Ala Mudawamati ath-Tha’ati Ba’da Ramadhan”)