Hendaknya kita menghisab diri kita, menimbang amal kita, dan memikirkan keadaan kita. Sesungguhnya usainya bulan Ramadhan merupakan pemberitahuan tentang akan usainya umur setiap orang di antara kita.

Karena, zaman, masa, waktu, hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun merupakan kumpulan umur seseorang.

Maka, Anda,wahai manusia!, adalah zaman yang terbatas, waktu yang terhitung. Umurmu akan berhenti dengan berhentinya zamanmu.

Oleh karenanya, sesungguhnya lewatnya bulan demi bulan, tahun demi tahun termasuk sarana peringatan dan menjadi bahan pelajaran bagi insan yang beriman.

Dan, tiap kali hari, atau bulan, atau tahun berlalu sejatinya mendekatkan dirimu kepada ajalmu dan mendekatkanmu kepada kematianmu.

Bila kita belum lama menanti masuknya bulan Ramadhan dan menyambut kedatangannya, sementara sekarang ini, kita telah meninggalkannya!!!

Maka, umur-umur kita keadaannya seperti keadaan Ramadhan dan keadaan tahun demi tahun yang silih berganti. Karenanya, ambillah pelajaran wahai hamba Allah yang beriman! …

حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوْا وَزِنُوْهَا قَبْلَ أَنْ تُوْزَنُوْا، فَإِنَّ الْيَوْمَ عَمَلٌ وَلَا حِسَابٌ وَغَدًا حِسَابٌ وَلَا عَملٌ

“Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab. Timbanglah sebelum kalian ditimbang. Sesungguhnya hari ini adalah waktu untuk beramal dan tidak ada penghisaban, sementara esok adalah saat penghisaban bukan waktu untuk beramal.’

(Abdurrazzaq al-Badr, ‘Wa Maadza Ba’da Ramadhan’)