Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf al-Qurasy al-Hasyimi adalah seorang Khalifah ar-Rasyidin.

Beliau digelari Abul Hasan. Namun Nabi n memanggilnya Abu Turab. Hal ini sebagaimana riwayat dari Sahl bin Sa’d berkata, “Nama yang paling dicintai Ali bin Abi Thalibz adalah Abu Turab (Bapak tanah) dan dia sangat senang jika dipanggil dengan nama itu. Suatu hari Rasulullah n datang ke rumah Fathimah x namun tidak menemukan Ali z, lalu Rasulullah n bertanya, “Dimana sepupumu (Ali)?” Fathimah x menjawab, “Kami sedang ada masalah, lalu dia marah kepadaku, kemudian dia keluar dan tidak tidur siang di rumah.” Maka Rasulullah n berkata pada seseorang, “Carilah, dimana dia?” Lalu orang itu pun datang dan berkata, “Wahai Rasulullah, Ali tidur di masjid.” Rasulullah n pun datang dan saat itu baju Ali z terjatuh ke tanah, beliauzpun kena tanah, maka Rasulullah n mengusapnya dan berkata, “Bangun wahai Abu Turab, bangun wahai Abu Turab.” (Muttafaq ‘alaih)

Ali bin Abi Thalib lahir 10 tahun sebelum Rasulullah n diangkat menjadi Rasul, beliau diasuh oleh Nabi n dan tidak pernah terpisah dari Nabi n.

Keutamaan Ali
Keutamaan Ali bin Abi Thalibz sangat banyak. Imam Ahmad v berkata, “Belum ada riwayat-riwayat shahih berkenaan dengan keutamaan sahabat yang lebih banyak daripada Ali bin Abi Thalibz.”
Di antara keutamaan Ali yaitu;
1. Salah satu dari sepuluh orang sahabat yang dijamin masuk Surga dan yang paling dekat hubungan nasabnya kepada Rasulullah.


2. Termasuk yang pertama kali masuk Islam dari golongan anak-anak.


3. Termasuk pelaku perang Badar.
Rasulullah bersabda, “Tahukah kamu, sesungguhnya Allahktelah mengetahui apa yang akan dilakukan oleh peserta perang Badar. Allahkberkata, ‘Lakukanlah sesukamu sesungguhnya Aku telah mengampuni kamu’.” (Muttafaq ‘Alaih)

4. Ikut serta dalam Baiatur Ridwan.
Allah berfirman, artinya, “Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepa- damu di bawah pohon.” (QS. al-Fath: 18).

Rasulullah bersabda, “Tidak akan masuk neraka orang-orang yang ikut dalam baiat di bawah sebuah pohon (yakni Baiat Ridwan).” (Muttafaq ‘Alaih)

5. Rasulullah n menjadikannya seperti Harun bagi Nabi Musa
Ini terjadi saat Rasulullah tidak menyertakannya dalam perang Tabuk dan memerintahkannya untuk menjaga kota Madinah. Rasulullah bersabda, “Apakah engkau tidak ridha kedudukanmu di sisiku seperti kedudukan Harun di sisi Musa?”(Muttafaq ‘Alaih)

6. Termasuk orang yang mencintai Allahkdan Rasul-Nya
Dari Sahal bin Sa’adz bahwa Rasulullah n bersabda sebelum perang Khaibar, “Demi Allah, niscaya akan kuserahkan bendera ini esok hari kepada seseorang yang mencintai Allah serta RasulNya dan dia dicintai Allah serta Rasul-Nya. Semoga Allah memberikan kemenangan melalui tangannya.” Semalaman orang-orang membicarakan siapa di antara mereka yang akan diserahi bendera itu. Esok harinya mereka mendatangi Rasulullah masing-masing berharap dialah yang diserahi bendera itu. Lalu Rasulullah bersabda, “Di manakah Ali bin Abi Thalib?” Dijawab, “Dia sedang sakit pada kedua matanya.” Rasulullah n bersabda,“Panggil dan bawa dia kemari.” Dibawalah Ali ke hadapan Rasulullah n Beliau n lalu meludah pada kedua matanya seraya berdoa. Seketika saja dia sembuh seakan tidak pernah terkena penyakit. Lalu Rasulullah n menyerahkan bendera itu kepadanya. Ali berkata, “Wahai Rasulullah, aku memerangi mereka hingga mereka menjadi seperti kita.” Rasulullah bersabda, “Majulah ke depan dengan tenang! Sampai kamu tiba ke tempat mereka, lalu ajaklah mereka kepada Islam dan sampaikanlah kepada mereka hak-hak Allahkyang wajib ditunaikan. Demi Allah, sekiranya Allahkmemberikan petunjuk kepada seseorang melalui dirimu, sungguh lebih baik (berharga) bagimu daripada memiliki unta-unta merah.” (HR. Muslim)

7. Ayah dari dua orang penghulu pemuda Surga al-Hasan dan al-Husain.
Rasulullah bersabda,

الحَسَنُ وَالحُسَيْنُ سَيِّدَا شَبَابِ أَهْلِ الجَنَّةِ

“al-Hasan dan al-Husain adalah pemimpin pemuda ahli Surga.” (HR. at-Tirmidzi, no. 3781)

Keberanian Ali
Banyak cerita tentang keberanian Ali. Disebutkan di dalam perang Uhud, salah seorang pemegang bendera kaum musyrikin yang bernama Thalhah bin Utsman berkata, “Wahai sahabat Muhammad, kalian mengira bahwa Allah akan mempercepat kami menuju Neraka dengan pedang-pedang kalian dan mempercepat kalian menuju Surga dengan pedang-pedang kami, adakah di antara kalian yang ingin dicepatkan oleh Allahkmenuju Surga dengan pedangku atau akan mempercepatku menuju Neraka dengan pedang-pedang kalian” Maka seketika itu berdirilah Ali dan berkata, “Demi jiwaku yang berada di tangannya aku tidak akan meninggalkanmu sampai Allah mempercepatmu menuju Neraka dengan pedangku, atau mempercepatku menuju Surga dengan pedangmu” Ali pun melawannya dan memotong salah satu kakinya hingga terjatuh dan tampak auratnya. Thalhah pun berkata, “Aku memohon atas nama Allah dan hubungan kekerabatan wahai anak pamanku.” Lalu Ali melepaskannya. Para Sahabat bertanya, “Apa yang menghalangimu untuk membunuhnya?” Ali berkata, “Sesungguhnya pamanku memohon kepadaku ketika tersingkap auratnya, aku pun merasa malu kepadanya.”

Dan termasuk contoh keberaniannya adalah tidur menggantikan Rasulullah ketika Rasulullah hendak pergi berhijrah.

Ahlussunnah Mencintai Ali
Ahlusunnah sangat mencintai Ali dan berkeyakinan mencintai Ali termasuk bagian dari agama dan keimanan. Hal ini pun sebagaimana sabda Rasulullah, “Barangsiapa yang menganggap aku sebagai walinya, maka (aku angkat) Ali sebagai walinya, Ya Allah, dukunglah siapa saja yang mendukungnya (Ali) dan musuhilah siapa saja yang memusuhinya.” (HR. Ahmad, no. 950 di shahihkan al-Albani dalam as-Silsilah as-Shahihah)

Ini pun dikuatkan oleh perkataan Ali sendiri,

وَالَّذِى فَلَقَ الْحَبَّةَ وَبَرَأَ النَّسَمَةَ إِنَّهُ لَعَهْدُ النَّبِىِّ الأُمِّىِّ -صلى الله عليه وسلم- إِلَىَّ أَنْ لاَ يُحِبَّنِى إِلاَّ مُؤْمِنٌ وَلاَ يُبْغِضَنِى إِلاَّ مُنَافِقٌ

“Demi Dzat yang membelah biji-bijian dan melepaskan angin. Sesungguhnya Nabi n telah berjanji kepadaku bahwa tidak ada yang mencintaiku kecuali ia seorang mukmin, dan tidak ada yang membenciku kecuali ia seorang munafik.” [HR. Muslim, no. 249].

Ibnu Taimiyah v berkata dalam syairnya,

حُبُّ الصَّحابَةِ كُلُّهُمْ لي مَذْهَبٌ
وَمَوَدَّةُ القُرْبى بِها أَتَوَسّل

Mencintai semua Sahabat Nabi adalah madzhabku
Dan dengan mencintai kerabat Nabi aku bertawasul

Diriwayatkan dari Sa’ad bin Ubaidah, ia berkata, “Seorang lelaki datang menemui Abdullah bin Umar dan bertanya tentang Utsman. Ibnu Umar menyebutkan kebaikan-kebaikan Utsman. Beliau berkata, ‘Barangkali kamu tidak menyukainya?’ ‘Benar!’ Sahutnya.
‘Semoga Allah menghinakanmu.’
Kemudian ia bertanya tentang Ali. Ibnu Umar menyebutkan kebaikan-kebaikannya. Beliaucberkata, ‘Begitulah keutamaannya, rumahnya berada di tengah-tengah rumah-rumah Rasulullah. Kemudian beliaucberkata, ‘Barangkali kamu tidak menyukainya.’
‘Benar!’ sahutnya. Abdullah bin Umar pun berkata, ‘Semoga Allah menghinakanmu, menjauhlah kamu dariku sejauh-jauhnya’.”

Meninggalnya Ali
Dalam sebuah riwayat Ali terbunuh pada waktu subuh tanggal 17 Ramadhan tahun 40 H. Beliau dibunuh oleh Abdurrahman bin Muljam, seorang pembesar Khawarij. Pembunuh Ali akan menjadi orang yang paling celaka, sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah, “Maukah kalian berdua aku beritahu siapa manusia paling celaka dari dua orang laki-laki? Kami menjawab, ‘Ya, wahai Rasulullah.’ Nabi bersabda, ‘Seorang laki-laki berkulit merah di kala- ngan Tsamud pembunuh unta dan orang yang memukulmu, ya Ali, di sini (ubun-ubunnya) hingga basah oleh darah yakni jenggotnya.” (HR. Ahmad, 4/263).

Ali menjabat khalifah selama kurang lebih 5 tahun.

Semoga Allahksenantiasa meridhai Amirul Mukminin imam asy-Syahid Ali bin Abi Thalibz. (Redaksi)

[Sumber: Diterjemahkan secara bebas dari artikel yang berjudul Shiratu al-Imam asy-Syahid Amirul Mukminin oleh Abdurrahman bin Abdullah as-Suhaim dari http://www.saaid.net/Doat/assuhaim/mm30.htm dengan sedikit perubahan dan tambahan dari sumber lain]