Pertanyaan:

Mengapa Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman di al-Qur’an al-Karim terkadang menggunakan kata jama’ (plural/banyak)?

Jawaban:

Alhamdulillah

Jawabannya ada dua macam,

Pertama, jawaban secara global. Hendaknya seorang mukmin berkeyakinan bahwa semua perbuatan Allah Ta’ala tidak lain pasti ada hikmah yang tinggi dan tujuan yang terpuji. Hal itu tidak harus setiap orang mengetahui hal ini. Dan ini termasuk salah satu bentuk ujian sebagaimana Firman-Nya, artinya, “Kami menguji kamu semua agar mengetahui siapakah yang paling bagus amalannya.” (QS. al-Kahfi: 7)

Kedua, jawaban secara rinci. Al-Qur’an datang dengan memakai bahasa Arab, dan dalam bahasa Arab, penggunaan jama’ (plural/banyak) dibenarkan untuk satu. Sebagaimana penggunaan mufrad (satu) untuk satu. Akan tetapi penggunaan jama’ itu untuk pengagungan. Tidak seorangpun yang lebih agung dibandingkan Allah. maka penggunaan kata mufrad (satu) untuk menegaskan Dia hanya satu tidak disekutukan dengan lainnya. Sementara penggunaan kata jama’ untuk menegaskan keagungan-Nya Subhanahu wa Ta’ala.

Ibnu Taimiyah rahimahullah mempunyai perkataan yang dapat kita ambil manfaatnya dalam masalah ini, di kitab ‘Majmu’ Fatawa, 5/128, “Sementara qurb (dekat) yakni dekat dengan Allah, maka terkadang digunakan dengan kata mufrad (satu) seperti firman-Nya:

( وإذا سألك عبادي عني فإني قريب أجيب دعوة الداع .. )

“Kalau hamba-Ku bertanya kepadamu (wahai Muhammad) tentang diri-Ku. Maka sesungguhnya Saya itu dekat, Saya akan mengabulkan orang yang berdoa.’ (QS. al-Baqarah: 186)

Dan dalam hadits,

( إن الذي تدعونه أقرب إلى أحدكم من عنق راحلته )

“Sesungguhnya yang kamu semua minta (doa) itu lebih dekat kepada salah satu diantara kamu semua dibandingkan dengan leher kendaraan (unta).’

Terkadang menggunakan dengan kata jama’ (plural) seperti firman-Nya:

( ونحن أقرب إليه من حبل الوريد )

“Dan Kami lebih dekat dengannya dibandingkang dengan urat nadi.” (QS. Qaf: 16)

Dan ini seperti perkataan seseorang, ‘Kami bacakan kepada kamu semua’ ‘Kami ceritakan kepada anda’. Kata ‘Kami bacakan’ dan ‘Kami ceritakan’ dan semisalnya, penggunaan kata ini dalam ucapan Arab untuk satu yang agung yang dia mempunyai pembantu yang mentaatinya. Kalau pembantunya melakukan sesuatu dengan perintahnya, dia mengatakan, ‘Kami telah melaksanakannya. Sebagaimana perkataan raja, ‘Kami taklukkan negara ini dan kami kalahkan tentara ini. Dan semisal itu. silahkan lihat jawaban lengkapnya pada perkataan yang penting di soal no. 606. Wallahu a’lam.

[Sumber: Jawaban Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid pada rubrik Soal Jawab Tentang Islam di www.islamqa.com]