ppNama dan nasab 

Beliau adalah Mihlab bin Abi Shafrah (8 – 82 H), beliau mempunyai kunyah (panggilan) dengan Abu Sa’id (Ats-Tsiqat, karya Ibnu Hibban: 5/451)

Diriwayatkan dari Yahya bin Ma’in, bahwasanya ia berkata: “(Dia) adalah Al-Mihlab bin Dhalim bin Sariq”. (Al-Jarhu Wa At-Ta’dil: 8/369)

Termuat pada kitab Thabaqat Ibni Sa’id, bahwa Mihlab adalah seorang tabi’in.
Beliau dilahirkan pada tahun ditaklukannya kota Makah, yaitu pada tahun ke delapan dari hijranya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.(Al-Ishabah: 6/216)

Sifat-Sifat Yang Dominant Yang Nampak Padanya

Al-Mihlab bin Abi Shafrah mempunyai beberapa sifat-sifat yang terpuji, yang mana sifat-sifat tersebut tidak ada pada kebanyakan laki-laki, diantaranya adalah:

1. Keberanian dan kemampuan berperang yang sangat baik serta kemampuan dalam memenej peperangan yang tidak ada bandingannya.

Beliau yang mengatur siasat dalam penaklukan Daerah Sindh dan kota Khujandah diatas sungai Saihun, yang mana jaraknya dengan Samarkand sekitar sepuluh hari.

2. Dermawan
Beliau adalah seorang yang paling dermawan pada zamannya, salah satu contoh kedermawanan beliau adalah: Pada suatu hari, yaitu pada salah satu peperangannya, ia bertemu dengan seorang perempuan, yang mana perempuan tersebut berkata: “Wahai penguasa, sesungguhnya aku bernadzar jika aku menemuimu dalam keadaan selamat, maka aku akan berpuasa selama sebulan, dan engkau memberikan kepadaku seorang budak wanita, serta seribu dirham.” Mendengar hal itu beliau tertawa, lalu berkata: “Ini telah kami bayar nadzarmu itu, dan jangan engkau mengulangi seperti itu lagi, karena tidak semua orang akan membayar bagimu apa yang engkau nadzarkan”.(Sarhul ‘Uyun: 107)

Kisah lain adalah bahwa ada seorang laki-laki datang kepadanya lalu berkata: “Aku menginginkan darimu agar engkau memberikan kepadaku sedikit saja dari kebutuhanku”.

Maka Al-Mihlab berkata: “Kalau begitu mintalah kebutuhanmu kepada orang kecil” maksudnya di sini adalah bahwa semisalku ini tidaklah dimintai bantuan kecuali suatu kebutuhan yang besar.

3. Lemah lembut

4. Beliau seorang yang fasih, lagi bijaksana dalam berpendapat, mempunyai ucapan-ucapan yang halus dan isyarat-isyarat yang manis yang menunjukan akan akhlaknya.

Kata Mutiara Al-Mihlab Bin Abi Shafrah Al-Azdi:

Banyak sekali kata-kata mutiara yang keluar dari lisan beliau, hal itu bukanlah sesuatu yang aneh baginya, karena beliau adalah salah seorang yang bertemu dengan generasi para shahabat Rasulillah shallallahu ‘alaihi wasallam, diantara kalimat-kalimat mutiara beliau adalah:
– ” Aku heran kepada orang yang membeli budak dengan hartanya, namun tidak mau membeli orang merdeka yang jauh lebih baik”.

– Beliau juga berkata: “Kehidupan lebih baik dari kematian, dan pujian lebih baik dari kehidupan, sedainya aku diberi sesuatu yang tidak diberikan pada seseorang, maka aku senang seandainya ada bagiku telinga, yang dengannya aku mendengar apa yang dikatakan untuk hari esok dikala aku telah mati”

Pujian Untuknya 

Para shahabat radhiyallahu ‘anhum telah memuji beliau, ketika mereka mendapati sifat dermawan yang menghiasinya. Diantara pujian mereka adalah sebagaimana yang dikatakan Abdullah bin Zubair radhiyallahu ‘anhumatentangnya: “Ini adalah pemimpin penduduk Irak”. (Wafayat Al-A’yan: 4/433)

Abu Ishaq As-Sabi’i: “Aku belum pernah melihat seorang pemimpin sejati dan yang paling berani ketika bertemu musuh … “.

Wafatnya 

Beliau wafat 82 H.

[Sumber: Diringkas dari WWW.Islam Story.com]